Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda berniat menaikkan suku bunga lebih lanjut jika perekonomian Jepang terus membaik.
Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda berniat menaikkan suku bunga lebih lanjut jika perekonomian Jepang terus membaik. (foto: MNC media)
IDXChannel- Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda berniat menaikkan suku bunga lebih lanjut jika perekonomian Jepang terus membaik. Namun, BOJ akan mempertimbangkan berbagai risiko sebelum mengambil keputusan.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (6/1/2025), BOJ menunda kenaikan suku bunga karena pada bulan lalu karena adanya ketidakpastian atas kebijakan ekonomi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Selain itu, BOJ masih berharap upah domestik Jepang dapat ditingkatkan. Sebab, BOJ menilai kenaikan upah yang berkelanjutan dan berbasis luas merupakan prasyarat untuk mendorong biaya pinjaman.
Untuk itu, Ueda berharap momentum tahun lalu untuk mencapai target inflasi bank sentral sebesar 2 persen secara berkelanjutan akan berlanjut di 2025. Sehingga kondisi ekonomi Jepang bisa membaik.
"Jika kondisi ekonomi dan harga terus membaik, BOJ akan menaikkan suku bunga kebijakannya," ujar Ueda dalam pidato Tahun Baru yang diselenggarakan oleh lobi sektor perbankan.
Namun, dia menegaskan BOJ akan memperhitungkan segala risiko sebelum menaikkan suku bunga.
"Waktu untuk menyesuaikan tingkat dukungan moneter akan bergantung pada perkembangan ekonomi, finansial dan harga di masa depan. Kita juga harus waspada terhadap berbagai risiko," tambahnya.
Sebelumnya BOJ membuat pasar menebak-nebak seberapa cepat akan menaikkan suku bunga lagi setelah mengakhiri stimulus moneter besar-besaran dan menaikkan suku bunga menjadi 0,25 persen tahun lalu.
Sementara beberapa investor bertaruh pada pertemuan bank di 23-24 Januari. Ada juga investor yang melihat peluang kenaikan suku bunga akan terjadi pada Maret.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun naik 3,5 basis poin menjadi 1,125 persen pada hari Senin. Angka ini menjadi level tertinggi karena meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Kenaikan suku bunga juga bergantung pada apakah perusahaan-perusahaan Jepang akan terus memberikan kenaikan upah yang tinggi meskipun permintaan global melambat dan ancaman tarif yang lebih tinggi dari Trump.
Banyak perusahaan besar menyelesaikan negosiasi upah tahunan sekitar Maret. Namun BOJ mengatakan tidak perlu menunggu sampai saat itu untuk mengambil tindakan.
Sementara itu, Perdana Menteri Shigeru Ishiba berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan upah minimum Jepang dan meningkatkan konsumsi.
"Selama periode deflasi Jepang, perusahaan-perusahaan meningkatkan dividen dan investasi di luar negeri. Namun investasi dan konsumsi domestik tidak memiliki momentum. Kami akhirnya melihat beberapa tanda-tanda perubahan yang cerah," kata Ishiba dalam sebuah konferensi pers.
(Ibnu Hariyanto)