Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa dirinya tak akan mau bersabar lagi menghadapi Presiden Volodymyr Zelensky soal perang Rusia vs Ukraina.
Dalam unggahannya di media sosial pada Senin (3/3), Trump mengatakan pernyataan Zelensky bahwa kesepakatan damai masih jauh dari harapan merupakan sebuah "pernyataan terburuk yang bisa dibuat" oleh sang presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Trump, ucapan Zelensky itu sudah tak bisa ditoleransi lagi.
"Amerika Serikat tak akan menoleransi ini lebih lama lagi," kata Trump, seperti dikutip AFP.
Hubungan Trump dan Zelensky belakangan memang sedang panas-panasnya. Pada Jumat (28/2), keduanya terlibat adu mulut, termasuk dengan Wakil Presiden AS JD Vance, soal perang Rusia vs Ukraina.
Pada saat itu, Zelensky membuat marah Trump dan Vance karena tidak percaya bahwa Rusia bisa melakukan gencatan senjata tanpa dilanggar.
Kali ini, Trump geram karena Zelensky menyebut proposal yang tengah digodok Prancis dan Inggris belum sampai ke tahap kesepakatan damai.
"Sekarang, kalau ada yang tidak mau berdamai, orang itu mungkin tak akan bertahan lama," kata Trump dalam acara di Gedung Putih pada Senin malam.
Inggris dan Prancis saat ini sedang menyusun proposal untuk gencatan senjata selama satu bulan di udara, laut, dan infrastruktur energi di Ukraina. Proposal ini disusun setelah pembicaraan darurat di London pada akhir pekan lalu.
Menurut Zelensky, proposal ini masih "langkah awal" yang jauh dari kesepakatan damai.
Zelensky juga membuat pernyataan lain yang menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri perang yaitu adanya jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina.
Zelensky berulang kali bersikukuh bahwa dirinya tak akan mau merundingkan soal perdamaian dengan Rusia jika tak ada jaminan keamanan bagi Ukraina.
Sikap Zelensky ini sebetulnya wajar jika mengingat bagaimana Rusia menginvasi Ukraina pada 2014 dan kemudian memperluas skala konfliknya pada Februari 2022.
"Ketiadaan jaminan keamanan 11 tahun lalu memungkinkan Rusia mencaplok Crimea dan memulai perang di Donbas, lalu memicu invasi besar-besaran," kata Zelensky pada Senin.
Menurut Zelensky, Putin telah melanggar perjanjian untuk tidak menyerang Ukraina. Karenanya, ia meminta jaminan keamanan, salah satunya dengan mendapat keanggotaan NATO.
Kendati demikian, Trump pada Februari mengatakan bahwa Ukraina sebaiknya "melupakan" niat untuk bergabung dengan NATO. Ia menilai keinginan itu lah yang membuat perang Rusia vs Ukraina pecah.
(rds/blq)