Saham emiten jasa ride-hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun tajam pada Rabu (5/2/2025).
Saham GOTO Jatuh Usai Manajemen Bantah Rumor Merger dengan Grab. (Foto: GoTo)
IDXChannel – Saham emiten jasa ride-hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun tajam pada Rabu (5/2/2025) setelah manajemen menepis kabar pasar soal merger dengan sang rival, Grab Holdings Ltd.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.38 WIB, saham GOTO merosot 4,60 persen ke Rp83 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp552,02 miliar.
Kemarin, saham GOTO ditutup melesat 7,41 persen seiring adanya rumor di pasar.
Diwartakan sebelumnya, pihak GOTO membantah rumor mengenai rencana akuisisi saham oleh Grab. Perseroan menegaskan bahwa tidak ada perjanjian atau kesepakatan apa pun dengan pesaingnya tersebut.
Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani, menegaskan bahwa kabar mengenai adanya kesepakatan antara GOTO dan Grab tidak lebih dari spekulasi.
"Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak mana pun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa," katanya dalam keterbukaan informasi, Selasa (4/2/2025).
Grab Holdings Ltd. sebelumnya dikabarkan tengah mempertimbangkan akuisisi terhadap pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari USD7 miliar atau setara Rp114,52 triliun.
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui rencana ini, Selasa (4/2/2025), salah satu opsi yang dibahas adalah pembelian dalam bentuk saham, dengan harga per saham GoTo di atas Rp100 rupiah. Nilai tersebut mencerminkan premi sekitar 20 persen dari harga saham GoTo saat ini.
Pembicaraan antara kedua perusahaan semakin intens dalam beberapa pekan terakhir, dengan 2025 dipandang sebagai momen yang tepat untuk mencapai kesepakatan.
Grab dan GoTo, yang merupakan dua penyedia layanan transportasi online terbesar di Asia Tenggara, telah berulang kali menjajaki kemungkinan merger demi mengurangi biaya operasional serta persaingan di kawasan yang memiliki lebih dari 650 juta konsumen.
Grab, yang didukung oleh Uber Technologies Inc., dan GoTo, dengan investor utama seperti SoftBank Group Corp., telah menunjukkan kemajuan menuju profitabilitas setelah melantai di bursa. Namun, persaingan untuk menarik pengguna masih menekan harga layanan dan memperkecil margin keuntungan.
Sejumlah hambatan merger di masa lalu termasuk perbedaan kepentingan antara kedua pihak serta potensi kendala regulasi terkait dominasi pasar di negara seperti Indonesia dan Singapura. Sumber Bloomberg juga menyebutkan bahwa pembicaraan kali ini belum tentu berujung pada kesepakatan final.
Sebelumnya, DealStreetAsia melaporkan bahwa kedua perusahaan menargetkan kesepakatan dapat tercapai tahun ini. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.