Saham AMMN hingga BRMS Naik saat Harga Emas Dunia Rekor Tertinggi Lagi

8 hours ago 2

Saham emiten tambang emas cenderung menguat pada Rabu (5/2/2025) seiring logam mulia acuannya kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

 Freepik)

Saham AMMN hingga BRMS Naik saat Harga Emas Dunia Rekor Tertinggi Lagi. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten tambang emas cenderung menguat pada Rabu (5/2/2025) seiring logam mulia acuannya kembali menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.10 WIB, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) memimpin kenaikan, yakni sebesar 4,71 persen. Kemudian, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meningkat 3,19 persen.

Selain AMMN dan BRMS, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terkerek 1,37 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terapresiasi 1,33 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 1,07 persen, dan PT United Tractors 0,80 persen.

Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada Selasa (4/2/2025), didorong oleh lonjakan permintaan aset safe haven setelah China membalas tarif impor yang dikenakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup meningkat 0,98 persen ke level USD2.842,29 per troy ons, melampaui rekor tertinggi yang disentuh sehari sebelumnya.

Logam mulia tersebut berkali-kali menyentuh rekor ATH baru dalam beberapa hari terakhir.

"Berita tarif yang keluar semalam menjadi faktor utama penggerak pasar saat ini, lebih dari faktor lainnya, termasuk data ekonomi yang dirilis hari ini. Namun, semuanya cenderung tertutupi oleh isu tarif," kata Senior Market Strategist di RJO Futures, Bob Haberkorn.

Menurutnya, meski dolar sempat menguat di awal pekan, pelemahan mata uang tersebut turut mendukung kenaikan harga emas. Indeks dolar (DXY) turun 0,9 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

China memberlakukan tarif balasan atas impor dari AS, meningkatkan tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Sementara itu, Trump memberikan kelonggaran tarif bagi Meksiko dan Kanada.

Rencana pemerintahan Trump menerapkan tarif impor memicu kekhawatiran inflasi. Tiga pejabat Federal Reserve (The Fed) AS memperingatkan risiko ini pada Senin, dengan salah satunya menilai ketidakpastian harga dapat memperlambat laju pemangkasan suku bunga.

Data terbaru menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan di AS pada Desember turun menjadi 7,6 juta, di bawah perkiraan 8 juta, mengindikasikan potensi perlambatan ekonomi.

Sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik, emas tetap menarik. Namun, suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tarik aset tanpa imbal hasil ini.

"Ketidakpastian pasar akibat kebijakan pemerintahan AS saat ini, ditambah dengan kemungkinan bank sentral meningkatkan pembelian emas sebagai diversifikasi dari dolar AS, bisa mendorong harga emas mencapai USD3.000 tahun ini," kata Senior Market Analyst di Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Kenaikan harga emas ini terjadi setelah pekan lalu mencatat arus keluar bersih, menurut JPMorgan Global Commodities Research.

JPMorgan melaporkan, dikutip Dow Jones Newswires, pada pekan yang berakhir 31 Januari, open interest di logam mulia turun 4,6 persen atau USD 11,3 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh aksi jual kontrak emas, tetapi ketidakpastian tarif mendorong investor kembali ke aset safe haven.

Kini, perhatian investor tertuju pada laporan ketenagakerjaan ADP AS yang dirilis Rabu, data payroll pada Jumat, serta pidato beberapa pejabat The Fed. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |