Penguatan rupiah ini juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu pasar gelisah menjelang data penggajian nonpertanian untuk Desember
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.190 per USD Jelang Akhir Pekan (FOTO:MNC Media)
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 27 poin atau 0,17 persen ke level Rp16.190 per USD setelah sebelumnya terdepresiasi. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah ini juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu pasar gelisah menjelang data penggajian nonpertanian untuk Desember, yang akan dirilis hari Jumat, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS.
“Data penggajian secara konsisten telah melampaui ekspektasi selama setahun terakhir, di tengah ketahanan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja,” kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (10/1/2025).
Menurut Ibrahim, tren ini memberi Fed lebih banyak ruang untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga di masa mendatang. Risalah rapat bank sentral bulan Desember menunjukkan minggu ini bahwa para pembuat kebijakan berhati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut, di tengah inflasi yang lesu dan tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja.
Pejabat Fed juga terlihat mengungkapkan beberapa kekhawatiran atas tekanan inflasi dari kebijakan proteksionis dan ekspansif di bawah Presiden terpilih Donald Trump. Ketidakpastian atas rencananya diperkirakan akan meningkat menjelang pelantikannya pada 20 Januari.
Data inflasi China yang lemah yang dirilis pada Kamis juga memicu taruhan bahwa Beijing akan didorong untuk membuka lebih banyak stimulus, terutama langkah-langkah fiskal yang bertujuan untuk menopang pengeluaran swasta.
Ancaman kenaikan tarif perdagangan AS juga diperkirakan akan mendorong Beijing untuk memberikan lebih banyak stimulus guna melindungi ekonomi China, yang telah bergulat dengan pertumbuhan yang lesu selama bertahun-tahun.
Dari sentimen domestik, Program Makan Bergizi Gratis akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia, meski adanya tantangan ke depan. Ada pengalaman di negara lain di masa lalu, terutama di India dan beberapa negara Amerika Latin, di mana skema makanan gratis untuk siswa, seiring waktu, mampu memperkuat tenaga kerja dan membuatnya lebih produktif dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Meski bisa berdampak positif ke ekonomi Indonesia, namun Program tersebut masih memiliki tantangan yang besar ke depan. Tantangan besar dalam skema makanan gratis adalah bagaimana menjadikannya bergizi dan bermanfaat bagi anak-anak, tetapi pada saat yang sama tidak terlalu mahal hingga menyebabkan ketidakstabilan makroekonomi.
Sedangkan, bahan baku yang digunakan untuk program makan gratis di India menggunakan bahan lokal yang tersedia secara musiman, sehingga biaya skema program tersebut tidak terlalu besar. Hal tersebut yang membuat India mampu menekan biaya untuk program makan gratis tersebut secara signifikan.
Untuk diketahui, program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah digelar secara perdana oleh pemerintah di seluruh Indonesia pada Senin (6/1/2025). Pemerintah telah menganggarkan Rp71 triliun hingga akhir 2025 untuk pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Adapun dari modal tersebut, pemerintah membidik penerima manfaat dapat mencapai 19,47 juta orang. Sementara pemenuhan bahan baku untuk program tersebut dipastikan koperasi-koperasi produksi di seluruh Indonesia siap memasoknya.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup menguat direntang Rp16.130 - Rp16.200 per dolar USD.
(Kunthi fahmar sandy)