Rupiah Berpotensi Berada di Posisi Rp 16.700-an di Pengujung 2025  

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan ditutup di level Rp 16.700-an per dolar AS pada pengujung tahun 2025. Angka tersebut merosot dari posisi Mata Uang Garuda pada akhir 2024 di level Rp 16.090 per dolar AS. 

Rupiah diketahui berhasil menguat di akhir perdagangan Selasa (31/12/2024), menutup tahun dengan dukungan di pasar keuangan domestik. Namun, sepanjang berjalannya 2025, rupiah struggling di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian global dan berbagai masalah fundamental ekonomi Indonesia. 

“Diprediksi untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.760-Rp 16.790 per dolar AS,” kata Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, dikutip Kamis (25/12/2025). 

Hingga akhir pekan ini, menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, rupiah ditutup menguat 22 poin menuju level Rp 16.765 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp 16.787 per dolar AS. 

Ibrahim menerangkan, fluktuasi rupiah terjadi dipengaruhi berbagai sentimen, baik sentimen eksternal maupun internal. Dari eksternal, tensi geopolitik, ekspektasi kebijakan moneter AS, dan data ekonomi AS merupakan beberapa faktor yang memengaruhi rupiah.

Meningkatnya gesekan geopolitik, termasuk ketegangan yang kembali muncul antara AS dan Venezuela, yang telah mengganggu pasar keuangan yang lebih luas. Tindakan Washington yang semakin keras terhadap pengiriman minyak Venezuela dan respons Caracas telah menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas regional dan risiko pasokan global.  

“Ekspektasi kebijakan moneter AS yang lebih longgar juga menjadi pendorong utama. Pasar terus memperhitungkan pemotongan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2026, bahkan setelah data ekonomi AS baru-baru ini menunjukkan kekuatan yang mengejutkan,” terangnya. 

Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan, ekonomi tumbuh dengan laju tahunan yang kuat sebesar 4,3 persen pada kuartal ketiga, di atas ekspektasi pasar 3,3 persen dan perkiraan sebelumnya 3,8 persen. Pesanan barang tahan lama turun 2,2 persen pada bulan Oktober, membalikkan kenaikan sebelumnya sebesar 0,7 persen. Pesanan tidak termasuk pertahanan turun 1,5 persen, sementara pesanan barang tahan lama tidak termasuk transportasi naik 0,2 persen.

“Kondisi perdagangan tetap lesu di seluruh wilayah utama saat pasar memasuki liburan Natal. Pasar AS akan tutup lebih awal pada Rabu untuk Malam Natal dan akan tutup pada hari Kamis untuk Hari Natal, sementara partisipasi juga menipis di Eropa dan sebagian Asia,” terangnya. 

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |