RI Mau Tambah Impor LPG-Minyak dari AS, Ini Kata Pertamina

1 day ago 6

Jakarta -

PT Pertamina (Persero) menyatakan masih menunggu arahan resmi dari pemerintah terkait rencana peningkatan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan minyak mentah (crude oil) dari Amerika Serikat.

Sebagai informasi, langkah ini peningkatan impor LPG dan minya mentah dari AS merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto sebagai respon kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menerapkan tarif timbal balik (Reciprocal Tariff) sebesar 32% terhadap Indonesia. Meskipun saat ini penerapan tarif tersebut masih ditanggguhkan.

"Sampai saat ini Pertamina masih menunggu arahan dan kebijakan pemerintah. Kita akan tunggu kajian dari pemerintah," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (14/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fadjar mengatakan, jumlah impor LPG dari AS sebanyak 57% dari total pengadaan impor dalam negeri. Sisanya LPG diimpor dari Singapura, Afrika, Amerika Latin dan kawasan Timur Tengah. Sementara untuk impor minyak mentah dari AS sebanyak 4%.

Ia mengatakan Pertamina juga bakal melakukan kajian terkait nilai keekonomiannya impor dari AS dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

"Ya itu nantilah salah satu juga yang akan kita kaji dan juga akan kita sampaikan ke pemerintah," katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus menghitung kemungkinan adanya peningkatan impor LPG dan minyak. Bahlil bilang, berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap AS yang mencapai US$ 14-15 miliar.

"Maka kita diperintahkan oleh Presiden untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa kita beli barang dari Amerika. Nah ini dalam exercise kita lagi menghitung," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2025).

Bahlil mengatakan saat ini, impor LPG Indonesia dari AS sebesar 54% dan sedang dalam perhitungan untuk rencana menambah volume impor LPG. Penambahan ini kata Bahlil, tidak akan menyetop pasokan impor dari Singapura, Afrika, dan Amerika Latin.

"(Impor) dari negara lain tidak di stop juga, volumenya yang mungkin dikurangi," katanya.

Ia mengatakan, dalam perhitungan ulang impor LPG Amerika tersebut juga bakal menghitung nilai ekonomiannya. Ia mengatakan meskipun letak AS jauh dari Indonesia, namun harga LPG AS dari negara lainnya sama.

"Termasuk dalamnya adalah keekonomian, contoh LPG belinya dari Amerika logikanya kan harusnya lebih mahal karena transportasinya, tapi buktinya harga LPG dari Amerika sama dengan dari Middle East," katanya.

"Jadi saya pikir semua ada cara untuk kita menghitung, dalam bisnis kan yang penting adalah produk yang diterima di negara kita adalah dengan harga yang kompetitif," tambahnya.

(rrd/rrd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |