Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Tatap Level USD2.700 Lagi?

3 weeks ago 20

Mampukah harga emas dunia kembali ke atas level psikologis USD2.700 per troy ons pada pekan ini?

Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Tatap Level USD2.700 Lagi? (Foto: MNC Media)

Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Tatap Level USD2.700 Lagi? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga emas mencatatkan reli kenaikan berhari-hari di pekan lalu. Mampukah logam mulia tersebut kembali ke atas level psikologis USD2.700 per troy ons pada pekan ini?

Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) naik 0,71 persen ke USD2.689,37 per troy ons pada Jumat (10/1) lalu. Dalam sepekan, logam mulia tersebut meningkat 1,88 persen.

Mengutip MT Newswires, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan, lapangan kerja di AS meningkat sebanyak 256.000 pada bulan lalu, naik dari 227.000 pada November, dan jauh melampaui estimasi konsensus sebesar 153.000 posisi.

Dolar menguat setelah laporan tersebut dirilis, dengan indeks dolar ICE terakhir tercatat naik 0,52 poin menjadi 109,7, setelah sebelumnya sempat menyentuh 109,97—level tertinggi sejak Oktober 2022.

Meskipun penguatan dolar biasanya menjadi sentimen negatif bagi emas, logam mulia ini mencatatkan kenaikan untuk hari keempat berturut-turut karena investor mencari aset aman.

"Terlepas dari tekanan akibat penguatan dolar dan imbal hasil obligasi, investor beralih ke aset berwujud untuk melindungi diri dari risiko inflasi yang terus berlanjut, kekhawatiran atas utang fiskal yang meningkat, serta risiko tarif yang mengganggu dinamika perdagangan normal,” kata Saxo Bank.

Saxo Bank menambahkan, tren ini juga didukung oleh peningkatan penimbunan logam fisik oleh trader China yang khawatir akan potensi depresiasi lebih lanjut pada yuan.

Manajer Analisis Pasar di FXTM, Lukman Otunuga, mencatat, harga emas telah unggul sepanjang pekan lalu, mencerminkan sentimen risk-off yang meluas di pasar.

“Investor tampaknya berbondong-bondong ke emas akibat kekhawatiran atas tarif Trump dan inflasi. Meskipun biasanya kenaikan suku bunga berdampak negatif pada emas yang tidak memberikan hasil, ketidakpastian mengenai tarif terus mempercepat aksi beli aset aman,” ujarnya.

“Harga emas naik lebih dari 2 persen pekan [lalu], mendorong kenaikan sepanjang tahun ini mendekati 3 persen. Secara teknikal, grafik menunjukkan tren bullish dengan resistance utama berikutnya di level USD2.715.”

Otunuga menambahkan, emas bisa menjadi sensitif terhadap data inflasi pekan ini, karena kenaikan harga konsumen dapat semakin menekan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga stabil hingga 2025.

Meskipun pada pandangan pertama kenaikan suku bunga tampak negatif untuk emas, beberapa analis mencatat bahwa kenaikan suku bunga, dengan The Fed yang cenderung menahan diri, akan menurunkan suku bunga riil, menciptakan kondisi positif bagi logam mulia ini.

Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen, mengatakan, emas hanyalah salah satu dari sejumlah komoditas yang diuntungkan sebagai lindung nilai terhadap inflasi pekan ini.

Melihat di luar Amerika Serikat (AS), beberapa analis menyoroti bahwa tidak mengherankan jika emas reli bersamaan dengan dolar AS, karena logam mulia ini juga menguat terhadap hampir semua mata uang utama pekan lalu.

Beberapa analis mencatat bahwa dengan emas yang diperdagangkan pada rekor tertinggi terhadap pound Inggris dan euro, kemungkinan hanya masalah waktu sebelum dolar AS mengalami hal serupa.

Pekan ini, sejumlah data ekonomi penting dari AS akan menjadi sorotan pasar.

Pada Selasa, akan dirilis Indeks Harga Produsen (PPI), yang diikuti oleh Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Empire State Manufacturing Survey pada Rabu.

Sementara itu, data penjualan ritel, Philly Fed Survey, dan klaim pengangguran mingguan dijadwalkan keluar pada Kamis. Mengakhiri pekan, Jumat akan menghadirkan laporan terkait pembangunan rumah baru dan izin mendirikan bangunan. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |