Prospek Harga Minyak Menuju Tahun Baru 2025

3 months ago 47

Harga minyak mentah jenis WTI naik melewati USD70,5 per barrel pada Jumat (27/12/2024) pekan lalu.

 Freepik)

Prospek Harga Minyak Menuju Tahun Baru 2025. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah jenis WTI naik melewati USD70,5 per barrel pada Jumat (27/12/2024) pekan lalu, didorong oleh penurunan stok minyak AS yang lebih besar dari perkiraan.

Di sisi lain, pasar juga menilai prospek permintaan dari China serta potensi surplus pasokan global di 2025 akibat peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC+.

Harga minyak mentah Brent juga tercatat naik, menembus level USD74 per barrel pada hari yang sama.

Melansir dari Trading Economics, Sabtu (28/12/2024), data terbaru dari Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa stok minyak mentah turun 4,3 juta barrel pada pekan yang berakhir 20 Desember, penurunan kelima berturut-turut.

Angka ini lebih besar dari ekspektasi pasar sebesar 2 juta barrel dan laporan industri sebelumnya sebesar 3,2 juta barrel.

Meski demikian, secara tahunan, kontrak berjangka WTI diperkirakan turun 1 persen, sementara Brent diproyeksikan melemah hingga 4 persen.

Sinyal ekonomi yang semakin pesimistis dari China memperkuat kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar dari importir minyak mentah terbesar dunia itu akan melambat.

Di sisi lain, peningkatan pasokan dari Kanada, AS, dan Brasil dapat mengimbangi pemangkasan produksi berkepanjangan oleh anggota OPEC+.

Namun, ketidakpastian tetap ada karena presiden terpilih AS, Donald Trump, diperkirakan mendukung produksi domestik sambil memperketat sanksi terhadap ekspor energi Iran.

“Pasar memang mendapatkan dukungan dari neraca minyak mentah AS yang masih menunjukkan defisit pasokan kecil serta rendahnya stok di Cushing,” ujar konsultan energi Ritterbusch Ritterbusch dalam catatannya.

“Namun, kami memperkirakan kekurangan pasokan ini akan hilang bulan depan, dengan kemungkinan surplus moderat yang akan menekan harga WTI.”

Sementara itu, data bensin memberikan sinyal bearish. “Akan tetapi, data minyak mentah dan distilat yang sedikit mendukung dapat menopang pasar hingga tahun baru,” kata analis Ritterbusch.

Proyeksi Teknikal

Kontrak berjangka (futures) Brent sedang dalam fase konsolidasi, terlihat dari pergerakan harga yang bergerak sideways sejak Oktober 2024. Harga saat ini berada di USD73,79 dengan kenaikan harian sebesar 1,29 persen per Jumat (27/12/2024) pekan lalu.

Jika harga menembus USD74,50 dengan volume tinggi, target selanjutnya adalah USD76,00. Faktor pendukung bisa berasal dari data ekonomi atau geopolitik yang memengaruhi pasokan minyak global.

Sebaliknya, apabila harga turun di bawah USD72,00, potensi penurunan hingga USD70,50 bisa terjadi. Penurunan ini dapat dipicu oleh sentimen negatif atau penguatan dolar AS.

Selama pekan ini, brent futures diproyeksikan memiliki bias netral hingga bullish selama harga bertahan di atas USD73 dan menuju USD74,50.

Pasar akan berfokus pada level kunci USD74,50 (resistance) dan USD72,00 (support) sebagai penentu arah pekan ini.

Mirip dengan Brent, harga WTI saat ini berada di USD70,60 dengan kenaikan harian 1,41 persen per Jumat pekan lalu.

Harga masih berada dalam fase konsolidasi, dengan pergerakan sideways antara USD69.00 (support) dan USD72.00 (resistance), mencerminkan minimnya katalis pasar baru.

WTI memiliki bias bullish jika harga menembus USD72,00, tetapi tetap dalam konsolidasi jika bertahan di bawahnya selama pekan ini. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |