REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Kepulangan Iis Nurparida (44), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Garut, Jawa Barat yang seharusnya menjadi momen bahagia justru malah berujung duka. Ia tewas ditangan teman dekatnya.
Jasad Iis yang baru pulang dari Malaysia ditemukan mengambang di Sungai Citarum, Kampung Koreh Kotok, RT 01/01, Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pilunya, ia sama sekali belum bertemu keluarganya setelah 3 tahun menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di negeri orang.
Pengorbanan di negeri orang dan pengkhianatan dari orang terdekat di negeri sendiri menjadi istilah yang cukup untuk menggambarkan kisah pilu Iis. Sebab jerih payahnya selama bertahun-tahun di Malaysia ternyata dikirimkan kepada Cahya Nurdiansyah (31) dengan maksud hanya menitipkan malah dihabiskan.
Uang korban dipakai teman dekatnya itu untuk kebutuhan bayar utang dan biaya sehari-hari. Kepulangan korban itu membuat Cahya kebingungan karena dia pasti akan mengambil uang yang dititipkannya itu. Niat jahat pun direncakannya sehingga mengajak Miftah Fahmi Abdul Hakim (23) untuk membunuh Iis.
"Jadi memang sudah direncanakan tindak pidana pembunuhan ini oleh tersangka CN (Cahya)," ujar Kasat Reskrim Polres Cimahi, AKP Teguh Kumara, Kamis (16/10/2025).
Iis berangkat ke Negeri Jiran sekitar tiga tahun lalu untuk bekerja. Gaji yang selama ini diterimanya kemudian dititip kepada teman dekat dan orang yang dipercayainya yaitu Cahya Nurdiansyah. Uang itu akan diambilnya kembali setelah korban pulang ke Tanah Air.
Hingga akhirnya waktu kepulangannya tiba dan sampai di Bandara Soekarno Hatta pada 28 September 2025. Kepulangannya itu sudah dikabarkan kepada keluarganya melalui pesan WhatsApp dilengkapi swafoto sedang berada di dalam pesawat.
Tersangka Cahya mengajak Miftah untuk menjemput Iis menggunakan kendaraan roda empat hasil sewaan ke bandara. Cahya sudah memiliki niatan untuk menghabisi nyawa korban karena kebingungan soal uang yang selama ini dititipkan kepadanya. "Korban sudah memberikan informasi pulang dan mengirimkan foto selfie kepada keluarganya. Minta doa kepada keluarga," kata Teguh.
Korban bersama kedua pelaku memulai perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta. Korban duduk di kursi penumpang bagian depan mobil yang dikemudikan Cahya, sedangkan Miftah di kursi belakang korban. Aksi pembunuhan yang sudah direncanakan itu akhirnya dijalankan.
Tersangka Miftah mencekiknya menggunakan tali jaket selama 5 menit dari bagian belakang hingga korban menghembuskan napas terakhirnya. Kedua tersangka kemudian membawa korban ke Garut namun akhirnya memutar arah ke wilayah hukum Polres Cimahi.
"Ketika sudah dipastikan sudah tidak bernyawa, korban sempat dibawa keliling di Garut. Dibawa lagi ke wilayah hukum Polres Cimahi dan dibuang di Sungai Citarum," kata Teguh.