Pakar Pertanahan Ingatkan Pentingnya Jadikan Kemampuan Tanah dalam Perencanaan Tata Ruang

2 hours ago 2

Pekerja mengoperasikan alat berat dalam penanganan jalan putus akibat banjir bandang di kawasan Mega Mendung, Lembah Anai, Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (4/12/2025). Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat memprioritaskan penanganan darurat jalan putus tersebut dan menargetkan membuka kembali jalur bagi kendaraan ringan dalam waktu maksimal dua minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Husnain mengingatkan pentingnya menjadikan kemampuan tanah sebagai pertimbangan utama dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan nasional. Menurutnya, kegagalan memahami karakter tanah kerap menjadi akar persoalan munculnya berbagai bencana di Indonesia.

Husnain mengatakan, rencana tata ruang harus didahului dengan evaluasi bentang lahan agar pemanfaatan ruang dapat berjalan berkelanjutan dan meminimalkan risiko bencana.

“Kemampuan wilayah menampung air dan potensi liquefaction harus diketahui sejak awal,” kata Husnain dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (5/12/2025).

Ia menekankan, tanah tidak boleh diperlakukan sekadar sebagai ruang kosong untuk dibangun, tetapi harus menjadi fondasi utama dalam perencanaan pembangunan di semua sektor.

Menurut Husnain, sejumlah bencana alam yang terjadi di berbagai daerah umumnya dipicu oleh abainya faktor tanah dan kondisi bentang lahan di sekitarnya.

“Ketika sebuah bangsa menggunakan tanah sesuai kemampuan dan kapasitasnya, maka peradaban akan tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Senior Economist in the Global Food and Agriculture Practice (GFADR) World Bank, Vikas Choudhary, menilai paradigma ilmu tanah kini berkembang jauh lebih luas karena tanah merupakan fondasi utama kehidupan.

Ia menegaskan, tanah berperan bukan hanya dalam mendukung produksi pangan, tetapi juga dalam menjaga keberlanjutan ekosistem serta melindungi keanekaragaman hayati.

“Tanah yang sehat melahirkan manusia yang sehat dan menghasilkan bangsa yang sehat. Setiap negara perlu menyusun kebijakan dan menerapkan praktik untuk menjaga tanah tetap sehat,” ujar Choudhary.

Seruan tersebut sejalan dengan tema Hari Tanah Dunia (World Soil Day) 2025, yakni “Tanah yang Sehat untuk Kota yang Sehat” yang diusung oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).

Hari Tanah Dunia diperingati secara global sejak 2014. Di Indonesia, peringatan ini mulai digelar pada 2017 dan hingga kini terus dilaksanakan secara konsisten sebagai bagian dari kampanye peningkatan kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga kesehatan tanah.

sumber : Antara

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |