Alangkah Berat Pertanggungjawaban Seorang Pemimpin

1 hour ago 1

ILUSTRASI Alam akhirat. Alangkah berat pertanggungjawaban seorang pemimpin di akhirat kelak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik berangkat menunaikan ibadah haji bersama sahabatnya, Umar bin Abdul Aziz. Di sela-sela melaksanakan ibadah haji, Sulaiman mengajak Umar mendaki sebuah bukit. Dari atas bukit itulah, tampak jelas para jamaah haji yang datang dari segala macam penjuru dunia, dari beragam suku, bahasa, dan warna kulit.

Melihat rakyatnya yang sedemikian banyak, sang khalifah terkejut. Sejurus kemudian, perasaan bangga menyelimuti dirinya. Dia pun berkata kepada Umar yang berada di sampingnya, "Lihatlah, wahai Umar, betapa banyak rakyat yang kupimpin sekarang!"

Mendengar ucapan tersebut, Umar merasa ada hal yang harus diluruskan. Ia lantas berkata, "Ya benar wahai Khalifah, mereka adalah rakyatmu sekarang, namun Anda mesti menyadari wahai saudaraku, mereka kelak akan menjadi musuhmu di hadapan Allah kelak, meminta pertanggungjawabanmu di hari kiamat."

Mendengar perkataan Umar, kaki Khalifah Sulaiman bergetar, wajahnya memerah memancarkan rasa takut. Hanya isakan tangis yang terdengar darinya tanpa bisa berkata apa-apa sembari menerawang keadaan di hari kiamat yang sudah pasti akan dihadapinya.

***

Menjadi pemimpin atau pemuka adalah impian banyak orang. Sejak dulu, manusia memiliki kecenderungan yang ekstra dalam mengejar status sosial tersebut. Jabatan bagi banyak orang adalah jaminan kepuasan diri dan kemapanan hidup. Terlebih lagi, bila menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahan, tentu hal itu sangat menggiurkan. Dari kisah di atas, setidaknya ada dua hal penting yang dapat kita jadikan sebagai ibrah.

Pertama, selektif memilih penasihat. Kearifan dan kebijakan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Kebijakannya akan sejalan dengan prinsip keadilan. Itu dapat terjadi bila kolega atau pembantu terdekatnya adalah orang-orang yang bijak, yang tidak silau dengan segala gemerlap dunia. Bukan pula sekadar mencari muka atasannya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |