Momentum Lebaran Tak Sesuai Harapan, Sektor Poultry Masih Jaga Laba

2 weeks ago 20

Harapan pelaku pasar terhadap momentum Lebaran 2025 bagi emiten poultry belum sepenuhnya terwujud.

 Freepik)

Momentum Lebaran Tak Sesuai Harapan, Sektor Poultry Masih Jaga Laba. (Foto: Freepik)

IDXChannel — Harapan pelaku pasar terhadap momentum Lebaran 2025 bagi emiten poultry belum sepenuhnya terwujud.

Permintaan ayam hidup (livebird) yang lebih lemah dari ekspektasi menekan harga jual dan turut membebani prospek pertumbuhan laba emiten unggas untuk 2025, meskipun kinerja laba pada kuartal I-2025 tetap terjaga.

Analis BRI Danareksa Sekuritas mencatat, dalam riset pada Jumat (25/4/2025), rata-rata harga ayam hidup selama periode Ramadan dan Lebaran 2025 hanya mencapai Rp19.400 per kilogram. Angka ini lebih rendah dibandingkan ekspektasi sebelumnya sebesar Rp20.500 per kilogram, dan jauh di bawah rerata historis 2021, 2022, dan 2024 yang berada di kisaran Rp22.300.

Realisasi harga tahun ini bahkan sejajar dengan rerata harga 2023 yang juga mencerminkan lemahnya permintaan saat Lebaran.

Data internal PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turut mengonfirmasi tren ini, menunjukkan bahwa indeks transaksi bisnis maupun konsumsi masyarakat mengalami penurunan selama Ramadan 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Meski demikian, analis masih memperkirakan pertumbuhan laba bersih tahunan (year on year) yang positif untuk CPIN, JPFA, dan MAIN pada kuartal I 2025.

Estimasi laba bersih ketiganya masing-masing berada di kisaran Rp977 miliar hingga Rp1,15 triliun untuk CPIN, Rp655 miliar hingga Rp797 miliar untuk JPFA, serta Rp98 miliar hingga Rp118 miliar untuk MAIN.

Angka tersebut memang menunjukkan penurunan antara 13 persen hingga 27 persen secara kuartalan (qoq), namun tetap mencerminkan kenaikan 18 persen hingga 41 persen secara tahunan (yoy)

Penurunan margin pada kuartal I-2025 terutama dipicu oleh koreksi harga ayam hidup dan DOC (day-old-chick), yang masing-masing turun 4 persen dan 10 persen dibanding kuartal sebelumnya. Di sisi lain, penurunan harga bahan baku, terutama soybean meal, yang melemah 4 persen secara kuartalan, sedikit meredam tekanan margin.

Dengan kontribusi historis musim Ramadan yang umumnya menyumbang 32 persen terhadap laba tahunan, realisasi yang lebih lemah tahun ini berpotensi menyeret proyeksi laba tahun penuh 2025. Estimasi laba kuartal I-2025 setara dengan 21 persen hingga 25 persen dari target setahun penuh yang ditetapkan oleh BRI Danareksa maupun konsensus pasar.

“Kami mempertahankan estimasi 2025 sambil menunggu laporan keuangan kuartal I-2025. Proyeksi saat ini 0,6 persen lebih tinggi dibanding konsensus,” demikian mengutip tim analis.

Pemerintah telah merekomendasikan program pemotongan ayam secara sukarela (voluntary culling) untuk mengatasi kelebihan pasokan. Jika program ini dijalankan secara efektif, harga ayam diperkirakan bisa mulai stabil kembali pada pertengahan Mei.

Secara valuasi, sektor poultry kini diperdagangkan pada posisi minus 1,4 standar deviasi di bawah rerata EV/EBITDA lima tahun terakhir.

BRI Danareksa mempertahankan rekomendasi overweight dengan peringkat beli untuk seluruh emiten integrator. Urutan pilihan saham BRI Danareksa adalah MAIN, JPFA, dan CPIN, berdasarkan pertimbangan valuasi yang lebih murah.

Namun, analis mengingatkan, risiko tetap ada apabila penyesuaian pasokan gagal memenuhi ekspektasi, ditambah dengan kekhawatiran atas daya beli masyarakat yang masih lemah di segmen pasar massal. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |