Pada suatu siang yang mendung, cuaca lembab dan hanya suara angin. Tempat itu terlihat menenangkan lantaran lokasinya yang menjorok dari jalan utama, sekitar 6 km dari jalan raya Parung.
Sebuah greenhouse berdiam di sana, tempat tumbuhnya sederet pohon anggur yang mulai merambat naik dengan batang tanaman membesar. Satu dua pohon mulai berbuah, sebagian lagi sudah dipanen beberapa waktu lalu.
Lucky Fransiska tampak berkomunikasi dengan tanamannya. Memotong dahan yang memanjang, membuang buah anggur yang bergerombol terlalu banyak hingga memastikan asupan gizi dan nutrisi bagi tanaman.
"Perawatan relatif mudah. Bisa berbuah terus selama puluhan tahun," kata Lucky di kebun anggurnya, Desa Pabuaran, Kemang, Bogor.
Sebelumnya, Lucky merupakan karyawan tetap pada sebuah bisnis media di kawasan Palmerah. Tiap hari dia bertarung dengan hingar bingar Jakarta selama lebih dari satu dekade. Hingga akhirnya dia memilih hengkang dan banting stir menjadi petani.
Ia masih membutuhkan waktu 2 hingga 3 bulan untuk menenangkan diri, berdamai dengan masa lalu sebelum mantap dengan pilihan barunya. "Saya bukan dari keluarga petani. Pertanian adalah bisnis masa depan. Ada 3 bisnis masa depan: energi, teknologi dan pangan," ucap Lucky memberi alasan atas pilihannya.
Ia merogoh kocek sekitar Rp 120 juta untuk modal awal. Dia gunakan untuk sewa lahan dan membangun greenhouse 145 m2, membeli bibit dan alat pendukung lain. "Tantangan terbesar adalah cuaca. Beberapa hari ini curah hujan tinggi. Anggur ini butuh sinar matahari cukup lama, 8 jam. Kalau curah hujan terlalu tinggi, proses fotosintesisnya makin rendah. Ke depan saya mau mengembangkan hidroponik buah melon," ucap Lucky optimis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sekitar 28,19 juta petani di Indonesia pada 2023 dengan rentang usia terbanyak usia 40 hingga 45 tahun. Jumlah tersebut mengalami kemerosotan sekitar 7,42 persen dari 2013 yang jumlahnya masih pada kisaran 31,70 juta petani.
Bagi sebagian orang, menjadi petani dipandang sebelah mata. Namun bagi Lucky dan sebagian yang lain, menekuni bisnis pertanian merupakan aktivitas menyenangkan dan menantang. Hanya manusia pilihan yang mempunyai nyali, keberanian, kesabaran dan tak mudah patah arang yang sanggup melakoni. Merekalah manusia-manusia hebat sesungguhnya.