Mentan Janji Harga Ayam Normal dalam Seminggu: Bila Tidak, Aku Turun Tangan

7 hours ago 3

Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan harga ayam hidup (live bird) di tingkat peternak yang saat ini tengah mengalami penurunan signifikan akan kembali normal dalam kurun waktu seminggu ke depan. Jika tidak, ia mengaku akan turun tangan langsung.

"Kami sudah minta Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan) hampir tiap hari. Kami monitor, tadi sudah ada mulai naik. Kami dijanji satu minggu sudah normal kembali. Bila satu minggu tidak normal, aku yang turun tangan," kata Amran saat ditemui wartawan di Kantor Kementan, Sabtu (26/4/2025).

Amran mengatakan berdasarkan kasus-kasus sebelumnya, masalah penurunan harga di tingkat peternak ini biasanya akan dengan cepat teratasi setelah Kementerian mengundang para pemangku kepentingan seperti peternak dan industri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami minta itu peternak kecil jangan dibiarkan jalan sendiri. Aku minta Dirjen, Direktur turun tangan semua. Berapa kali terjadi dulu, kami undang langsung normal, Insyallah," papar Amran.

"Kami dijanji, kami kemarin minta kapan bisa normal, katanya minggu depan, paling lambat minggu depan. Kalau tidak normal, aku yang turun tangan," tegasnya lagi.

Di luar itu, ia mengakui saat ini produksi ayam hidup dan telur saat ini sedang tinggi, yang secara otomatis membuat harga jadi turun. Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperbanyak jumlah ekspor ke luar negeri.

"Ya memang produksi kita tinggi, makanya solusinya adalah ekspor. Telur kemarin sudah mulai ke beberapa negara, ada 40 kontainer kalau tidak salah dilaporkan akan ekspor, atau mungkin sudah diekspor. Sebenarnya ayam dengan telur kan kita sudah ekspor, termasuk ke Jepang kan," ucapnya.

Sebagai informasi, harga ayam hidup (live bird) di tingkat peternak tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini diungkapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dijelaskan harga ayam hidup di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jabodetabek hanya berkisar antara Rp 13.200 hingga Rp 14.400/kg.

"Angka ini cukup jauh di bawah titik impas atau Break Even Point (BEP) yang berada di level Rp 19.000 /kg, bahkan lebih rendah lagi dibanding Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan sebesar Rp 25.000/kg," kata keterangan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dikutip Kamis (24/4/2025).

Selain itu, harga telur ayam ras juga mengalami tekanan serupa, dengan harga jual di lapangan sekitar Rp 22.800 hingga Rp 23.600/kg, masih di bawah HAP yang telah ditetapkan sebesar Rp 26.500/kg.

Tidak diungkapkan apa penyebab menurunnya harga ayam dan telur di level peternak. Meski begitu, saat ini Bapanas sudah melakukan upaya untuk melindungi peternak ayam ras dari kerugian dengan aksi penyerapan produk ayam dan telur bersama seluruh Dinas Urusan Pangan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

(igo/eds)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |