Jakarta -
Mengawali 2025 PT Bank Jago Tbk terus menjaga momentum kinerja yang positif di kuartal pertama. Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 60 miliar per akhir Maret 2025. Capaian itu tumbuh 178% dari akhir Maret 2024 yang sebesar Rp 22 miliar.
Lalu per kuartal I-2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak 9 juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 62% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp 21,4 triliun, naik dari Rp 13,2 triliun per Maret 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54% atau Rp 11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46% atau Rp 9,9 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada," ungkap Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 42% yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I-2025 mencapai Rp 20,3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 14,3 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Bank Jago menyalurkan kredit secara berkualitas dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3% atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional. Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp 32,5 triliun atau tumbuh 44% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,5 triliun.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94%, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.
"Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan," tutup Arief.
(ily/hns)