Persaingan di industri asuransi umum diperkirakan akan menjadi kurang terfragmentasi mengingat adanya regulasi baru yang mewajibkan tambahan modal.
Menilik Prospek Industri Asuransi Umum di 2025 (FOTO:Dok Ist)
IDXChannel – Sektor industri asuransi umum memberikan prospek yang cerah di 2025. Analis Riset dari Phillip Sekuritas Edo Ardiansyah memprediksi sektor asuransi umum di Indonesia 2025 mengalami pertumbuhan.
Hal ini didorong oleh meningkatnya kelas menengah dan kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya perlindungan finansial.
“Seiring dengan meningkatnya edukasi konsumen tentang asuransi, permintaan terhadap produk di berbagai segmen, termasuk properti, kesehatan, dan kendaraan bermotor, diperkirakan akan meningkat," kata Edo dalam laporan risetnya di Jakarta Kamis (8/1/2025)
Edo juga melihat bahwa adanya peraturan PSAK 117 diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan tata kelola dalam industri ini, menciptakan pasar yang lebih stabil.
Sementara dalam jangka menengah, Edo menyoroti persaingan di industri asuransi umum diperkirakan akan menjadi kurang terfragmentasi mengingat adanya regulasi baru yang mewajibkan tambahan modal.
Asuransi Tugu (TUGU) Diproyeksi Positif
Di antara para pemain di sektor asuransi umum, Edo melihat adanya prospek pada saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) anak usaha PT Pertamina (Persero). Menurutnya TUGU memiliki keunggulan dari sisi rasio keuangan jika dibandingkan dengan kompetitornya.
"TUGU menunjukkan kinerja keuangan yang solid, menempatkan dirinya di depan para pesaing dengan metrik utama yang unggul, termasuk rasio solvabilitas (RBC) yang luar biasa yakni >400 persen dibandingkan median industri 359 persen dan jauh di atas persyaratan minimum OJK sebesar 120 persen yang mencerminkan stabilitas dan ketahanan finansial perusahaan," kata Edo.
Selain RBC, rasio kecukupan investasi perusahaan juga termasuk yang tertinggi di industri, menyoroti strategi pengelolaan aset yang cermat dan efektif, sementara rasio hasil investasi terhadap pendapatan premi bersih mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan hasil yang konsisten dan berkelanjutan dari investasinya.
Selain itu, TUGU juga dinilai mampu mempertahankan rasio biaya yang mencakup klaim, biaya usaha, dan komisi terhadap pendapatan premi bersih yang kompetitif, menunjukkan efisiensi operasionalnya serta komitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Untuk 2025, Edo memproyeksikan kinerja keuangan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini masih mampu tumbuh dengan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. Ia memperkirakan pendapatan underwriting serta laba bersih masih dapat tumbuh dobel digit setidaknya 10 persen.
“Kami memperkirakan loss rasio tetap di bawah 60 persen untuk proyeksi 2025 seiring dengan strategi underwriting yang prudent yang konsisten diterapkan oleh TUGU. Selain itu, efisiensi operasional juga akan menurunkan biaya operasional (opex) sehingga menurunkan rasio beban kombinasi (COR). Kami yakin tren COR di bawah 90 persen dapat dipertahankan atau bahkan membaik," tuturnya.
Sementara dari sisi potensi dividen, imbal hasil atau yield yang ditawarkan TUGU juga masih tergolong menarik.
“TUGU diharapkan dapat mempertahankan komitmennya untuk membayarkan dividen yang menarik, dengan perkiraan imbal hasil dividen sekitar ~8 persen pada 2025. Mengingat kekuatan solvabilitas perusahaan dan profitabilitas yang konsisten, diperkirakan TUGU akan terus membayarkan rata-rata 40 persen dari laba bersihnya sebagai dividen, memastikan pengembalian yang konsisten bagi para investor," kata dia.
Edo memberikan rekomendasi beli untuk saham TUGU dengan target harga di Rp1.950 per saham atau setara dengan 0,69x rasio Price to Book Value (PBV) untuk 2025 yang mengindikasikan adanya potensi upside sebesar 90,24 persen dari harga penutupan akhir 2024.
(kunthi fahmar sandy)