Konglomerat menghadiri dialog pasar modal di BEI, IHSG rebound 3,97 persen ditopang saham bank besar.
Konglomerat Kumpul di Main Hall Bursa Efek (BEI), Ada Apa? (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Para konglomerat kumpul di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/3/2025) siang. Mereka antara lain Garibaldi Boy Thohir (Grup Adaro), Anindya Bakrie (Grup Bakrie), Agus Salim Pangestu (Grup Barito Pacific), Franky Oesman Widjaja (Grup Sinar Mas), dan Agoes Projosasmito (Amman Mineral).
Bersama regulator dan pelaku pasar modal, mereka menghadiri Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal bertajuk Soliditas dan Sinergi Pemangku Kepentingan Pasar Modal. Acara ini digelar BEI demi merespons pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan, penurunan bursa saham juga terjadi di negara-negara lain.
Saat ini, kata Inarno, justru kesempatan bagi investor domestik untuk masuk pasar modal.
"Kami terus memantau perkembangan faktor eksternal dan internal. Bersama Kemenkeu, BI, dan LPS, memastikan stabilitas ekonomi resilien," ujar Inarno saat membuka acara.
IHSG Rebound
Pada hari yang sama, IHSG ditutup menguat tajam 3,97 persen ke level 6.519,66, berkat rebound saham-saham bank utama dan emiten konglomerat yang sebelumnya tertekan aksi jual.
Indeks acuan pasar saham RI tersebut pulih pada Senin ini usai melemah 1,83 persen pada Kamis (27/2/2025) dan turun signifikan 3,31 persen pada Jumat (28/2/2025) pekan lalu di tengah berlanjutnya aliran dana keluar (outflow) investor asing.
Nilai transaksi sepanjang perdagangan Senin mencapai Rp15,39 triliun, dengan volume perdagangan 20,53 miliar saham.
Mayoritas saham, tepatnya 474, menguat pada Senin. Sementara, sebanyak 180 saham melemah dan 301 saham stagnan.
Bank Raksasa Jadi Penggerak
Saham bank besar menjadi penggerak utama (movers) IHSG pada Senin. Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melonjak 9,23 persen ke Rp3.670 per saham, usai turun tajam 7,44 persen pada Jumat (28/2/2025) dan 4,97 persen pada Kamis (27/2/2025).
Saham bank pelat merah lainnya ikut rebound, dengan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mendaki 5,71 persen dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melesat 6,52 persen.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turut naik sebesar 4,45 persen.
Saham milik konglomerat yang memiliki kapitalisasi pasar (market cap) besar pun ikut menopang IHSG. Sebut saja, emiten petrokimia milik Prajogo Pangestu TPIA melambung 11,19 persen dan emiten geotermal BREN terapresiasi 4,49 persen.
Kemudian, saham emiten properti milik Aguan dan Salim PANI terkerek 5,91 persen, perusahaan energi Grup Sinarmas DSSA naik 4,86 persen, dan emiten tambang Grup Salim AMMN tumbuh 3,82 persen.
Demikian pula, saham emiten tambang batu bara milik Low Tuck Kwong BYAN menghijau 2,20 persen, bersama konglomerat otomotif ASII yang naik 3,31 persen dan emiten telekomunikasi BUMN TLKM yang menguat 2,13 persen.
JP Morgan Kerek Rating Saham Bank
Sebelumnya, JP Morgan menaikkan rekomendasi untuk saham perbankan besar Indonesia di tengah potensi technical rebound setelah aksi jual dalam beberapa waktu terakhir.
Saham bank BUMN BBRI dan BBNI mendapat kenaikan rating dari neutral menjadi overweight, sementara BMRI dinaikkan dari underweight menjadi neutral.
Dalam laporannya, pada Senin (3/3/2025), analis JP Morgan, Harsh Wardhan Modi, menetapkan target harga BBRI di level Rp4.200 per saham, atau naik 25 persen dari harga terakhir. Sementara target harga BMRI dipatok Rp5.100 per saham, merefleksikan potensi kenaikan 11 persen.
Penurunan harga saham bank BUMN sebesar 17 persen secara year-to-date (YTD) lebih dalam dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 13 persen dan indeks MSCI Emerging Markets yang naik 2 persen.
Kondisi ini membuka peluang penguatan teknikal dalam waktu dekat meskipun prospek pertumbuhan masih dibayangi sentimen hati-hati.
Penurunan harga saham telah berada di bawah target fundamental, sehingga sulit mempertahankan pandangan bearish terhadap sektor ini.
Saham bank Grup Djarum BBCA tetap mendapatkan rekomendasi neutral, sedangkan Bank Jago (ARTO) direkomendasikan overweight.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, rekomendasi JP Morgan berpotensi membawa sentimen positif bagi pasar, terutama dari para fund yang mengikuti rekomendasi tersebut.
"IHSG rebound dari bottom mengingat koreksi terjadi karena downgrade MSCI," ujar Michael, Senin (3/3/2025).
Namun, ia menekankan bahwa pengaruh JP Morgan terhadap pasar cenderung lebih kecil dibandingkan MSCI, baik dari sisi ukuran maupun volume. (Aldo Fernando)