Kisah Sukses Anak Nelayan Jadi Dosen Muda, Patahkan Cacian Orang Sekitar

4 weeks ago 14

Holy Ichda Wahyuni adalah seorang anak nelayan dan buruh pengupas rajungan yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga S2.

 Universitas Muhammadiyah Surabaya)

Kisah Sukses Anak Nelayan Jadi Dosen Muda, Patahkan Cacian Orang Sekitar. (Foto: Universitas Muhammadiyah Surabaya)

IDXChannelKisah sukses anak nelayan yang berhasil menjadi dosen muda di universitas dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Holy Ichda Wahyuni adalah seorang anak nelayan dan buruh pengupas rajungan yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga S2. 

Kisah inspiratifnya diangkat di laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya. Melansir laman resmi UM Surabaya (23/12), Holy kini adalah seorang dosen pendidikan guru sekolah dasar di universitas tersebut. 

Perjalanannya menempuh pendidikan bukannya mudah. Dia harus mendengar dan menghadapi beragam hinaan dan perundungan dari orang-orang di sekitarnya, bahkan termasuk kerabatnya sendiri. 

Holy sejak kecil menyadari kondisi ekonomi keluarganya yang serba terbatas. Karena tumbuh besar di pesisir pantai, Holy tidak pandai merawat diri, kulitnya sering terbakar terik sinar matahari. 

“Mereka menghina saya secara fisik, saya dirundung di depan semua teman ketika ada acara di aula. Saya sangat malu, dan itu membuat kepercayaan diri saya runtuh,” tuturnya.

Meskipun keluarganya bukanlah kalangan terdidik, Holy sangat bersyukur sebab kedua orang tuanya menyadari pentingnya pendidikan bagi seorang anak. Oleh sebab itu, ayah dan ibunya bermimpi untuk menyekolahkan Holy. 

Keseharian ayahnya adalah nelayan harian yang mencari ikan dengan sampan kecil, sementara sang ibu adalah buruh rajungan. Sejak kecil Holy mengerti bagaimana kedua orang tuanya sulit mencari nafkah. 

Terkadang Holy juga ikut bekerja sebagai pengupas rajungan. Meskipun begitu, tanggung jawabnya terhadap pendidikan tidak pernah terabaikan. Buktinya, Holy selalu menduduki peringkat satu sejak SD hingga SMA. 

Prestasinya ini cukup membantu orang tuanya untuk meringankan SPP. Dia sangat bahagia saat pengambilan rapor dapat melihat wajah bangga kedua orang tuanya. Apalagi saat mendengar nama ayahnya disebut ketika Holy mendapatkan juara umum. 

Usai SMA, kedua orang tuanya bertekad agar putrinya dapat melanjutkan kuliah. Holy sempat gagal memperoleh beasiswa, kegagalan itu juga sempat membuatnya frustasi. Namun Holy tidak menyerah, dia tetap berangkat ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikan. 

Dia menjadi mahasiswa pendidikan biologi di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Saat itu banyak kerabat yang menghina, dan meragukan kemampuan orang tuanya, bahkan mengatakan kuliahnya tidak akan tuntas dan orang tuanya akan terlilit utang. 

“Cacian itu terpatahkan, buktinya saya lulus meskipun tidak mudah,” kata Holy. 

Saat kuliah pun, ibunya sempat sakit kanker rahim sehingga memerlukan pengobatan yang lama. Holy harus sering mengambil izin untuk menemani ibunya di rumah sakit. Saat itu pun Holy hampir putus kuliah. 

Namun Holy dipertemukan dengan banyak orang baik di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sehingga pengobatan ibunya mendapatkan bantuan dari sebuah yayasan. Ibunya dapat sembuh dan hadir saat Holy wisuda. 

Dia mendapatkan penggargaan sebagai wisudawan terbaik dengan IPK tertinggi. Sebelum akhirnya bekerja sebagai dosen muda di UM Surabaya, Holy melanjutkan pendidikannya di Universitas Airlangga. 

Holy juga aktif di bidang pendidikan. Dia sering mendapatkan pendanaan riset dan pengabdian dari BRIN, menjadi delegasi universitasnya untuk tugas-tugas terkait pendidikan ke luar negeri.

Itulah kisah sukses anak nelayan yang menjadi dosen universitas.  


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |