IHSG Melemah 2 Persen, Faktor-Faktor Ini Jadi Penyebabnya

4 hours ago 3

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun signifikan pada Jumat (7/2/2025) seiring jatuhnya saham utama (big cap), melanjutkan penurunan sejak Rabu.

 Freepik)

IHSG Melemah 2 Persen, Faktor-Faktor Ini Jadi Penyebabnya. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun signifikan pada Jumat (7/2/2025) seiring jatuhnya saham-saham utama (big cap), melanjutkan penurunan sejak Rabu (5/2/2025) lalu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.34 WIB, IHSG melemah 2,12 persen ke 6.729,75.

Sebanyak 430 saham turun dan hanya 169 saham naik, serta 356 saham sisanya stagnan.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp6,00 triliun.

Dengan ini, IHSG terdepresiasi 5,33 persen dalam sepekan dan minus 5,00 persen dalam sebulan terakhir.

Seiring dengan itu, saham-saham big cap, yang biasa menjadi penggerak (movers) indeks turun tajam.

Saham milik taipan Prajogo Pangestu, yang beberapa memiliki kapitalisasi pasar (market cap) jumbo, kompak rontok seiring MSCI mengumumkan tidak akan memasukkan saham-saham tersebut ke indeks acuan investor global itu.

Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan analisis dan masukan mengenai potensi kendala investability.

Saham CUAN terkena auto rejection bawah (ARB) 20 persen, tepatnya, 19,96 persen, BREN juga ARB 19,94 persen, dan TPIA jatuh 17,59 persen.

Kemudian, saham Prajogo lainnya, PTRO, tumbang 20,42 persen dan BRPT minus 7,69 persen.

Saham konglomerat lainnya, yakni DSSA milik Sinarmas, juga merosot sebesar 8,80 persen. Selanjutnya, saham emiten properti milik pengusaha kenamaan Aguan dan Grup Salim, PANI, memerah 2,63 persen.

Saham Grup Salim di sektor tambang, AMMN, tergerus 1,40 persen, sedangkan saham milik konglomerat Low Tuck Kwong, BYAN, minus 0,25 persen.

Tidak hanya saham-saham konglomerat, saham emiten telekomunikasi BUMN, TLKM, juga tertekan, turun 1,17 persen.

Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menjelaskan bahwa penurunan IHSG terjadi secara serempak, terutama pada saham-saham berkapitalisasi besar, seperti bank-bank besar dan emiten milik Pragojo Pangestu.

“MSCI mengeluarkan pengumuman terkait tidak dimasukkannya BREN, CUAN, dan PTRO dalam list investasi mereka. Hal ini mengakibatkan panic selling di market yang berakibat domino,” kata Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Jumat (7/2).

Dari sisi makro, kata Michael, isu utama yang memengaruhi pasar adalah perang dagang yang kembali dipicu oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump.

"[Hal ini] mengakibatkan DXY [indeks dolar AS] yg rally sehingga mata uang dollar menguat," ujar Michael.

Ia juga menyoroti, IHSG saat ini memasuki fase downtrend dan berada di level 6.700, yang menjadi titik kunci untuk bertahan dalam area sideways.

Jika IHSG mampu bertahan di atas level 6.700 pada penutupan perdagangan hari ini, kata Michael maka ada peluang penguatan terbatas menuju 6.800. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |