IHSG Berpotensi Bergerak Terbatas, Pantau Saham BBNI-HRTA

6 days ago 15

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak dalam rentang terbatas pada pekan pendek ini.

 MNC Media)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak dalam rentang terbatas pada pekan pendek ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak dalam rentang terbatas pada pekan pendek ini. Pasalnya, perdagangan hanya berlangsung selama empat hari (14-17 April 2025) karena adanya libur Jumat Agung pada 18 April 2025.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan mengatakan, selain perang dagang, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh data neraca perdagangan Indonesia dan dividen dari emiten perbankan.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Maret 2025 pada 15 April. Data ini akan memberikan gambaran selisih antara nilai ekspor dan impor, yang sering menjadi indikator awal kondisi ekonomi dan kinerja sektor riil.

"Surplus neraca perdagangan yang lebih besar dari ekspektasi bisa jadi sentimen positif untuk pasar saham, terutama sektor komoditas, seperti CPO, batu bara, dan logam. Sementara itu, defisit atau surplus yang lebih kecil bisa menekan nilai tukar rupiah dan memicu kekhawatiran investor yang berpotensi menimbulkan aksi jual terutama dari investor asing," kata David dalam risetnya, Senin (14/4/2025).

David juga menyoroti daya tarik dividend yield yang tinggi dari sektor perbankan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Namun, ia juga mengingatkan potensi aksi jual setelah cum date serta tekanan global dapat memicu pergerakan harga yang kurang stabil.

"Strategi jangka menengah dan analisis fundamental tetap krusial. Contoh seperti BBNI akan cum date 14 April dan ex date 15 April dengan estimasi dividend yield 8-9 persen," kata David.

Sebelumnya, IHSG ditutup pada level 6.262 pada akhir perdagangan Jumat, 11 April 2025, atau melemah sekitar -3,9 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Selama penurunan tersebut, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (outflow) mencapai Rp5,3 triliun di pasar reguler.

Secara teknikal, David menjelaskan bahwa IHSG masih belum mampu menembus area Moving Average 20 (MA20).

"Area resistance 6.500 menjadi area yang sangat penting untuk diperhatikan pelaku pasar karena area ini merupakan support yang sudah diuji berkali-kali dan dipertahankan dari tahun 2022," katanya.

Mengenai sentimen yang membebani IHSG pekan lalu, David menyebutkan dua sentimen global dan satu sentimen domestik. Dari global, terdapat sentimen harga emas dan kebijakan tarif Donald Trump. Harga emas melonjak melewati USD3.200 per ons karena melemahnya dolar AS dan meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah volatilitas pasar dan ketegangan perdagangan.

Sementara itu, pemerintahan Presiden Donald Trump kembali memberlakukan tarif impor tinggi, termasuk tarif 145 persen terhadap produk dari China memicu kekhawatiran perang dagang yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

"Dampaknya terasa di berbagai pasar saham dunia, termasuk Indonesia, dimana IHSG mengalami penurunan tajam hingga 7,9 persen pada 8 April 2025," ujar David.

Berdasarkan sentimen di atas, berikut rekomendasi saham dari IPOT:

1. Buy BBNI (Current Price: 4.390, Entry: 4.390, Target Price: 4.780 (8,88 persen), Stop Loss: 4.200 (-4,33 persen), Risk to Reward Ratio (1:2,1).
2. Buy on Breakout HRTA (Current Price: 565, Entry: 580, Target Price: 630 (8,62 persen), Stop Loss: 560 (-3,45 persen), Risk to Reward Ratio (1:2,5).
3. Buy INKP (Current Price: 5.000, Entry: 5.000, Target Price: 5.525 (10,50 persen), Stop Loss: 4.670 (-6,60 persen) dan Risk to Reward Ratio 1:1,6).

(Rahmat Fiansyah)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |