Harga emas menguat pada Senin (19/5/2025), didorong oleh pelemahan dolar.
Harga Emas Rebound usai Moody's Turunkan Peringkat AS. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga emas menguat pada Senin (19/5/2025), didorong oleh pelemahan dolar dan meningkatnya permintaan aset aman setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat (AS).
Harga emas di pasar spot (XAU/USD) naik 0,81 persen menjadi USD3.230,40 per troy ons.
Moody’s memangkas peringkat kredit AS dari “Aaa” menjadi “Aa1” pada Jumat, dengan alasan beban utang dan bunga yang meningkat jauh di atas negara-negara lain dengan peringkat serupa.
“Secara keseluruhan, dalam beberapa bulan ke depan, saya melihat emas sebagai aset aman yang menarik, terutama dengan adanya penurunan peringkat kredit AS. Ini masih pasar yang layak untuk dibeli dan ditahan,” ujar Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures, dikutip dari Reuters, Senin (19/5).
Indeks dolar AS (DXY) menyentuh level terendah sejak 8 Mei, sementara indeks utama Wall Street melemah. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Pasar keuangan juga sempat terguncang setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan pada Minggu bahwa Presiden Donald Trump akan memberlakukan tarif sesuai ancamannya pada 2 April jika mitra dagang tidak bernegosiasi secara “tulus”.
Emas, yang kerap dianggap sebagai aset aman di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, telah mencatatkan sejumlah rekor tahun ini dan naik 23,1 persen sejak awal tahun.
Goldman Sachs tetap mempertahankan proyeksi harga emas di USD3.700 per troy ons pada akhir tahun ini dan USD4.000 per troy ons pada pertengahan 2026. Proyeksi ini didorong oleh meningkatnya diversifikasi portofolio sektor swasta ke emas, meskipun masih dalam skala kecil.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan setelah pembicaraan dengan Trump, upaya mengakhiri perang di Ukraina berada di jalur yang benar dan Moskwa siap bekerja sama dengan Ukraina untuk menyusun nota kesepahaman perdamaian di masa depan.
Ketidakpastian yang masih menyelimuti penyelesaian sejumlah sengketa tarif antara AS dan mitra dagangnya seperti China turut menopang harga komoditas berjangka.
Namun bagi emas, ujar analis Societe Generale, Benjamin Hoff, dalam catatannya, ketidakpastian tersebut justru menjadi alasan utama untuk mempertahankannya sebagai lindung nilai risiko.
“Sentimen risiko memang mulai pulih, tetapi ketidakpastian kebijakan dan perdagangan tetap tinggi, sementara waktu terus berjalan menuju tenggat 90 hari untuk kelonggaran tarif—yang akan berakhir awal Agustus,” kata Hoff, dilansir Dow Jones Newswires, Senin (19/5).
Ia juga mencatat, posisi beli bersih emas yang dimiliki fund trader saat ini berada di titik terendah sepanjang tahun. (Aldo Fernando)