JAKARTA, iNews.id - Hukum puasa Senin Kamis setelah Nisfu Syaban menarik diulas. Sebagaimana diketahui, Bulan Syaban merupakan salah satu bulan dianjurkannya bagi umat Islam memperbanyak amalan ibadah, salah satunya puasa sunnah.
Namun, ada ketentuan di bulan ini yakni larangan berpuasa setelah Nisfu Syaban. Tapi, larangan itu ada pengecualian.

Baca Juga
Bolehkah Puasa Ganti setelah Nisfu Syaban? Begini Kata Ulama
Sebagaimana diketahui, Bulan Syaban merupakan salah satu dari empat bulan haram yang di dalamnya terdapat banyak keistimewaan. Bulan Syaban juga merupakan pintu gerbang menuju bulan suci Ramadan. Karena itu, Muslim dianjurkan memperbanyak amalan Bulan Syaban.
Lantas, benarkah dilarang menjalankan puasa Senin kamis setelah nisfu syaban? Berikut penjelasan lengkapnya.
Baca Juga
Niat Puasa Nisfu Syaban Sekaligus Qadha Ramadhan, Lengkap Tata Cara dan Keutamaan
Hukum Puasa Senin Kamis Setelah Nisfu Syaban
Dalam sebuah hadits disebutkan bila telah memasuki pertengahan bulan Syaban atau sudah melewati Nisfu Syaban maka tidak diperbolehkan berpuasa. Hadits tersebut diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلا تَصُومُوا
Artinya: "Jika Syaban sudah pertengahan maka janganlah berpuasa" (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa timur, KH Ma'ruf Khozin mengatakan berdasarkan hadits tersebut sebagian ulama menyebut ada pengecualian jika tetap melakukan puasa sunnah seperti Senin Kamis setelah pertengahan Bulan Syaban atau nisfu syaban.
Pendapat pertama, boleh tetap menjalankan puasa sunnah seperti Senin Kamis bagi yang terbiasa melaksanakannya.
Dalam hadis Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلا يَوْمَيْنِ إِلا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
"Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa 1 atau 2 hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa sunnah, maka lakukanlah puasanya" (HR Bukhari dan Muslim).
Editor: Kastolani Marzuki