Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat signifikan pada Jumat (7/3/2025), melanjutkan kenaikan selama tiga hari beruntun.
Harga Minyak Sawit (CPO) Melesat 3 Persen, Reli 3 Hari Beruntun. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat signifikan pada Jumat (7/3/2025), melanjutkan kenaikan selama tiga hari beruntun.
Penguatan ini terjadi setelah pejabat tinggi Malaysia melaporkan adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian, yang menjadi sentra produksi minyak sawit terbesar kedua di dunia tersebut.
Menurut data pasar, pukul 15.11 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives meningkat 3,39 persen menjadi MYR4.631 per ton.
Dalam sebulan terakhir, harga CPO melejit 7,61 persen dan dalam setahun belakangan melambung 13,44 persen.
Mengutip Trading Economcis, kenaikan harga juga didorong upaya pemulihan Malaysia dari banjir baru-baru ini yang sempat mengganggu produksi. Sementara itu, Reuters memperkirakan stok minyak sawit pada Februari bisa turun ke level terendah dalam hampir tiga tahun.
Di India, sebagai negara pembeli terbesar, impor minyak sawit diperkirakan meningkat mulai Maret setelah pembelian yang tidak biasa rendah pada Januari dan Februari, sehingga prospek permintaan berpotensi menguat.
Meski begitu, harga minyak sawit masih menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut, dengan koreksi sebesar 0,7 persen sepekan ini. Penurunan terjadi seiring kekhawatiran pelemahan permintaan setelah Maret, usai berakhirnya bulan Ramadan.
Investor juga bersikap hati-hati menanti data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board yang dijadwalkan rilis pada Senin mendatang.
Di sisi ekspor, data dari Intertek Testing Services menunjukkan pengiriman minyak sawit pada 1-5 Maret kemungkinan turun 12 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Pengusaha Sawit Khawatir
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, mengatakan kenaikan harga CPO dapat mendatangkan tantangan baru.
"Harga minyak sawit ini sekarang sudah lebih tinggi dari minyak nabati lain. Artinya bahwa sawit ini sekarang sudah menjadi minyak premium. Ini justru buat kita ini menjadi tantangan," ujar Eddy dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (6/3/2025).
Harga CPO yang tinggi bukan tidak mungkin membuat konsumen beralih ke minyak nabati lain seperti yang terjadi di India, di mana konsumen yang beralih sulit ditarik kembali untuk mengonsumsi minyak sawit.
"Untuk kembali lagi ke sawit, rasanya itu butuh effort lagi yang cukup besar," kata dia.
Eddy melanjutkan, produksi CPO pada Desember 2024 telah mengalami penurunan. Tercatat total produksi CPO di Desember hanya di angka 3.876 ribu ton, lebih rendah 10,55 persen dibandingkan dengan produksi pada November 2024 yang sebesar 4.333 ribu ton.
Produksi minyak inti sawit (PKO) juga turun menjadi 361 ribu ton dari 412 ribu ton pada November 2024. Dengan demikian, produksi CPO pada 2024 mencapai 48.164 ribu ton sedangkan PKO sebesar 4.598 ribu ton.
Secara total, total produksi CPO dan PKO pada 2024 mencapai 52.762 ribu ton yang lebih rendah 3,80 persen dari produksi 2023 sebesar 54.844 ribu ton. (Aldo Fernando)