Harga minyak mentah melemah pada Rabu (9/1/2025) meskipun laporan menunjukkan penurunan persediaan di Amerika Serikat (AS).
Harga Minyak Dunia Turun 1 Persen Usai Laporan Stok AS. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga minyak mentah melemah pada Rabu (9/1/2025) meskipun laporan menunjukkan penurunan persediaan di Amerika Serikat (AS), sedangkan pasokan OPEC+ juga turun pada Desember 2024.
Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent turun 1,33 persen ke USD76,22 per barel, usai naik 1,30 persen sehari sebelumnya.
Demikian pula, minyak jenis WTI merosot 1,60 persen ke posisi USD73,34 per barel. Pada Selasa (7/1), minyak WTI meningkat 1,54 persen.
Mengutip Dow Jones Newswires, futures minyak kehilangan kenaikan sebelumnya dalam koreksi teknikal, dengan penurunan semakin tajam setelah laporan mingguan EIA.
Dua pekan berturut-turut terjadi peningkatan besar pada stok bahan bakar distilat dan bensin AS, yang menutupi dampak positif dari penurunan moderat pada stok minyak mentah.
"Minyak mentah mungkin telah mencapai titik terendah dalam laporan pekan ini, dengan musim 'singkirkan barel sebanyak mungkin untuk menghindari pajak' kini berakhir," kata analis Mizuho, Robert Yawger.
Ia menambahkan, pemeliharaan kilang mungkin akan dimulai lebih awal mengingat peningkatan besar stok produk dan margin yang buruk bagi kilang.
"Pasar minyak sedang terbebani oleh peningkatan signifikan pada stok bensin dan solar yang kami lihat dalam beberapa pekan terakhir," ujar Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.
Ia menjelaskan, stok bahan bakar meningkat seiring kilang terus meningkatkan produksi.
Dalam survei mingguannya, Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan persediaan minyak komersial AS turun 1 juta barel pekan lalu, lebih besar dari perkiraan konsensus penurunan 250.000 barel menurut Oilprice.com. Namun, stok bensin naik 6,3 juta barel, dan distilat bertambah 6,1 juta barel.
Penurunan yang dilaporkan EIA jauh di bawah penurunan 4,02 juta barel yang dilaporkan Selasa oleh American Petroleum Institute (API).
Penurunan stok terjadi di tengah pasokan yang mengetat, dengan laporan bahwa operator pelabuhan di China melarang kapal tanker sanksi yang membawa minyak dari Rusia dan Iran.
Reuters juga melaporkan, produksi OPEC turun 50.000 barel per hari pada Desember menjadi 26,46 juta barel per hari. Selain itu, Bloomberg melaporkan produksi Rusia turun menjadi 8,97 juta barel per hari bulan lalu, level terendah dalam lebih dari setahun.
"Saya akan khawatir jika kita melihat peningkatan stok produk yang lebih substansial dalam beberapa pekan mendatang. Sementara itu, gelombang dingin dapat membatasi pasokan minyak mentah dan meningkatkan permintaan minyak pemanas," ujar kepala investasi di Bison Interests, kata Josh Young.
Analis memperkirakan rata-rata harga minyak akan lebih rendah di 2025 dibandingkan 2024, sebagian karena peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC.
"Kami tetap pada perkiraan bahwa harga rata-rata Brent akan mencapai USD76 per barel pada 2025, turun dari rata-rata USD80 per barel pada 2024," kata divisi dari Fitch Group, BMI. (Aldo Fernando)