Harga Emas Menguat, Pasar Cerna Risalah The Fed

17 hours ago 2

Harga emas bergerak naik pada Rabu (8/1/2025) meskipun dolar Amerika Serikat (AS) menguat.

 Freepik)

Harga Emas Menguat, Pasar Cerna Risalah The Fed. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas bergerak naik pada Rabu (8/1/2025) meskipun dolar Amerika Serikat (AS) menguat.

Kenaikan harga emas seiring laporan menunjukkan, sektor swasta di AS menambahkan lebih sedikit lapangan kerja pada Desember dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) meningkat 0,49 persen ke level USD2.661,65 per troy ons.

Mengutip MT Newswires, laporan Ketenagakerjaan ADP mencatat bahwa sektor swasta AS menambahkan 122.000 pekerjaan bulan lalu, turun dari 146.000 pada November dan di bawah ekspektasi konsensus yang memproyeksikan kenaikan sebanyak 136.000 pekerjaan.

Hasil yang lebih rendah dari perkiraan ini muncul menjelang laporan ketenagakerjaan Jumat mendatang, yang diperkirakan menunjukkan bahwa AS menambahkan 155.000 pekerjaan pada Desember, turun dari 227.000 pada bulan sebelumnya.

Harga emas juga mendapat dukungan dari ketegangan geopolitik, kekhawatiran atas tarif ketat AS, serta pembelian bank sentral.

Namun, ketahanan pasar tenaga kerja AS menciptakan ketidakpastian bagi logam mulia ini karena mengurangi kemungkinan pemotongan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (The Fed).

"Emas berada di persimpangan, mencoba menavigasi di antara penguatan dolar, tekanan inflasi, ekspektasi kebijakan Fed, dan ketidakpastian geopolitik yang meningkat," kata ahli strategi riset di Pepperstone, Quasar Elizundia.

"Interaksi kompleks faktor-faktor ini akan terus membentuk arah emas dalam waktu dekat."

The Fed secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga pada akhir pertemuan komite kebijakan berikutnya pada 29 Januari mendatang, meskipun ada data pasar tenaga kerja yang lebih lemah.

Alat CME FedWatch menunjukkan probabilitas 95 persen bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga, memberikan dukungan terbatas untuk emas karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya kepemilikan logam mulia ini.

Investor juga bereaksi terhadap risalah pertemuan (FOMC) Desember The Fed.

Para pejabat menekankan pendekatan yang hati-hati, mengingat ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang diusulkan oleh presiden terpilih AS Donald Trump.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menggambarkan situasi ini seperti mengemudi di malam berkabut, mendorong penyesuaian kebijakan yang terukur.

Risalah tersebut mengindikasikan, pemotongan suku bunga di masa depan akan bergantung pada indikator ekonomi yang jelas, seperti kenaikan signifikan dalam tingkat pengangguran atau penurunan inflasi menuju target 2 persen.

Dolar bergerak naik setelah data dirilis, dengan indeks dolar ICE naik 0,53 poin menjadi 109,07.

Imbal hasil obligasi AS beragam, dengan imbal hasil surat utang dua tahun terakhir terlihat di angka 4,293 persen, turun 0,9 basis poin, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik 1,0 poin menjadi 4,697 persen. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |