Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah pada Rabu (9/4/2025), memperpanjang tren pelemahan sejak awal April.
Harga CPO Tertekan, Pasar Cermati Dampak Tarif AS. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah pada Rabu (9/4/2025), memperpanjang tren pelemahan sejak awal April di tengah meningkatnya ketegangan tarif.
Data pasar menunjukkan, pada pukul 16.35 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 0,86 persen ke level MYR4.151 per ton.
Mengutip Trading Economics, Presiden AS Donald Trump tetap melanjutkan kebijakan tarif hingga 104 persen terhadap barang-barang China, efektif mulai 9 April, seraya menuduh Beijing salah menangani situasi ini.
Pelaku pasar menanti data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pekan ini, dengan proyeksi Reuters yang memperkirakan stok Maret naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan, sementara produksi meningkat 10,3 persen menjadi 1,31 juta ton.
Di Indonesia, sebagai produsen utama, rencana penyesuaian pajak ekspor minyak sawit mentah untuk mengimbangi tarif AS menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya pasokan global, yang berpotensi menekan harga dan memperketat persaingan dengan Malaysia.
Sementara itu, harga minyak mentah turun ke level terendah dalam empat tahun akibat pasokan yang melimpah dan permintaan yang melemah.
Di India, impor minyak sawit pada Maret naik 13,2 persen secara bulanan, namun masih di bawah rata-rata normal.
Tekanan lebih lanjut tertahan oleh data kargo yang menunjukkan ekspor Maret meningkat 0,4 persen menjadi 3,92 juta ton.
Proyeksi Sepekan
Trader minyak sawit David Ng mengatakan, futures CPO diperkirakan bergerak dengan bias bearish, seiring aksi jual di pasar komoditas global.
Ia menambahkan, pengumuman tarif AS dan melemahnya harga minyak kedelai juga akan memberikan tekanan terhadap harga minyak sawit pekan depan.
"Permintaan yang lebih rendah dari pasar AS, ditambah dengan pelemahan musiman dari India dan China, akan membebani sentimen," ujarnya.
"Kami memperkirakan harga bergerak dalam kisaran MYR4.100 hingga MYR4.400 per ton," kata Ng kepada Bernama.
Sementara itu, trader senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, Jim Teh, memproyeksikan harga CPO akan berada di kisaran MYR3.800 hingga MYR3.900 per ton, karena pasar tetap berhati-hati terhadap pengumuman tarif AS.
Namun, ia mencatat bahwa stok fisik CPO masih dalam kondisi sehat tanpa adanya laporan kekurangan pasokan.
"Kami menantikan laporan posisi stok dari MPOB untuk kinerja industri Maret 2025, yang akan dirilis pada 10 April 2025," ujar Teh. (Aldo Fernando)