Tangerang Selatan -
Bazar jadi salah satu jalan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal untuk bertahan di tengah persaingan global. Khususnya bagi UMKM yang bergerak di bidang fashion and craft. Walaupun toko online sedang digandrungi, mereka tetap butuh jualan langsung.
Itulah yang dirasakan oleh Nia Alina, pemilik brand Alina Fashion Craft yang berbasis di Tangerang Selatan (Tangsel). Pengusaha hijab ini menilai persaingan dengan produk luar negeri, terutama China, begitu ketat dan membuat ketar-ketir pelaku UMKM seperti dirinya.
"Sekarang penjualan di mal lagi turun, apalagi penjualan online. Karena kalau online itu kita bersaing sama produk China yang murah-murah. Di medsos itu yang murah-murah lah yang dibeli orang," katanya ditemui detikcom di kawasan BSD, Rabu (23/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal secara kualitas, Nia yakin produk UMKM lokal tak kalah bagus, bahkan lebih bagus karena handmade. Modelnya juga lebih bervariasi dan nilai ekonominya lebih tinggi karena 'limited edition'.
"Harus pintar-pintar mempromosikan dan memunculkan keunggulannya, apa nih yang nggak dipunya dari produk China pabrikan? Mungkin dari kekhasannya. Limited edition-nya juga bisa," ujarnya.
Menurut Nia, walaupun pasokan produk luar negeri membeludak, tetapi masih ada pasar untuk barang-barang handmade yang dibuat UMKM seperti mereka. Dari pengalaman bazar demi bazar, Nia menemukan banyak konsumen yang masih lebih suka berbelanja secara offline.
"Kemudian harus rajin-rajin bikin pameran, ikut bazar, karena dari pameran bazar itu ternyata ketemu banyak customer yang nggak senang belanja online juga. Mereka kalau belanja online nggak bisa pegang barangnya. Masih banyak orang-orang yang senangnya belanja langsung, apalagi untuk barang-barang handmade," papar Nia.
Meutia, salah satu peserta Bazar UMKM Kreatif Tangraya di BRI RO Jakarta 3. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom
Kerja Sama dengan BRI
Nia sendiri merupakan Ketua Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha (ASIPA) Tangsel serta Ketua Bidang Promosi ASIPA Banten. Karena itu, dia bukan cuma memikirkan cara agar usaha fashion-nya sendiri yang berjalan, tapi juga usaha anggota-anggota ASIPA lainnya.
Sejak terjun ke dunia usaha dan menjadi pengurus ASIPA, Nia merasa beruntung mendapatkan koneksi yang mumpuni. Teman-teman sesama pengusaha membantunya mencari jalan hingga dia bisa membawa anggota ASIPA Tangsel ke pasar yang lebih luas. Salah satunya dengan memanfaatkan booth untuk jualan secara langsung atau offline.
"ASIPA ada booth permanen di Teras Kota dan Transmart Bintaro. Lalu biasanya kami juga ada bazar setahun sekali di hotel di Alam Sutera, biasanya Agustus karena bertepatan dengan hari kemerdekaan," katanya.
Namun, booth saja tidak cukup. Seperti yang Nia sampaikan, penjualan di pusat perbelanjaan sedang cukup sepi. Nia tidak kehilangan ide. Dia mengajak anggota ASIPA untuk berpameran di berbagai tempat. Salah satunya di BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Jakarta 3.
Nia bercerita, kesempatan itu datang ketika BRI KCP Ciledug menghubungi ASIPA untuk potensi pengembangan UMKM. Bertemulah Nia dengan Pincapem BRI KCP Ciledug. Dalam kesempatan tersebut, Nia menyampaikan keinginan para anggota untuk difasilitasi mengadakan bazar secara rutin.
"Akhirnya setiap UMKM member ASIPA yang membuka rekening BRI KCP Ciledug difasilitasi bazaar di sini sebulan sekali," lanjut Nia.
Bahkan, kata Nia, mereka tidak cuma memfasilitasi pelaku UMKM di Tangsel. Dari 240 anggota ASIPA Tangsel, ada juga anggota yang berdomisili di Tangerang Kota (Tangkot) dan Tangerang Kabupaten.
"Makanya bazar di sini tadinya judulnya 'Bazar UMKM Tangerang Selatan', tapi karena masuk juga dari Tangkot, makanya diganti jadi UMKM Tangerang Raya. Dan yang ditampilkan harus produk sendiri dan ada ciri khas Tangerang Raya atau Banten," ceritanya.
BRI KCP Ciledug memberikan kesempatan bazar sebulan sekali karena melihat ASIPA Tangsel begitu aktif berpromosi. Pincapem BRI KCP Ciledug Dafi Qisthi yang baru pindah dari Kalimantan Barat pada April 2024 awalnya membidik asosiasi pelaku industri kreatif yang belum digarap di wilayah Ciledug dan ASIPA cukup potensial karena memiliki cukup banyak anggota yang aktif.
ASIPA menyampaikan kerja sama dalam bentuk pelatihan sudah sering dilakukan, maka mereka butuh kerja sama dalam bentuk lain. SehinggaDafi menawarkan kerja sama berupa pameran atau bazar.
Suasana bazar UMKM Tangraya di BRI RO Jakarta 3. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom
Omzet Tinggi dalam Tiga Hari
Bazar rutin pun dimulai sejak Januari 2025, kini telah berjalan selama 4 bulan. Bukan cuma sekali, bazar bisa digelar dua kali dalam sebulan. Nia mengungkapkan omzet yang didapat terbilang bagus.
"Omzetnya tiga hari itu rata-rata, yang bulan puasa kemarin sekitar Rp 13 juta dari 12 peserta yang ikut. Kalau bulan biasa itu bisa sampai Rp 15 juta. Jadi bazar seperti ini benar-benar menolong sih," ujar Nia.
Manfaaat bazar sebulan sekali ini pun dirasakan betul oleh anggota ASIPA. Salah satunya Meutia, pemilik brand aksesoris bebatuan Minara. Menurutnya, selain pelatihan, UMKM sangat butuh wadah atau akses untuk pemasaran yang lebih luas.
"Awalnya ditawarkan ada semacam pelatihan A, pelatihan B. Nah, Bu Nia ini tidak mau seperti itu saja. Kenapa tidak memberikan space untuk jualan karya teman-teman ASIPA ini? Rupanya gayung bersambut dan jadilah ada kerja sama," ujar Meutia.
Meutia sendiri sudah dua kali ikut bazar tersebut. Omzetnya bisa mencapai Rp 400-500 ribu hanya dalam tiga hari. Padahal bisa dibilang produk aksesorisnya jauh lebih murah daripada produk seperti pakaian. Satu aksesoris dibanderol antara Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Untuk jualan di sini, omzet pasti lebih tinggi. Karena penjualnya kan langsung dan kita nggak perlu ngeluarin budget untuk bayar booth atau tenant. Kita juga kolektif membayar SPG, dan tidak ada pemotongan. Biasanya kalau di luar kita ada pemotongan antara 15-30% untuk bagi hasil," jelas Meutia.
Senada, Tries Yuliany Fransiska juga merasa terbantu banyak dengan adanya bazar dengan BRI ini. Tries yang baru menjadi nasabah BRI pada Desember 2024 ini mengaku dukungan yang diberikan untuk bazar cukup lengkap. Mulai dari pembukaan rekening hingga pembuatan QRIS yang mudah dan cepat.
"Karena ini kerja sama dengan BRI, kita ikuti juga aturan yang ada seperti harus buka rekening, QRIS juga dengan BRI. Tapi mereka support sekali, terutama kalau kita ada kendala. Kita ada grup dan sering komunikasi juga," beber Tries.
(hns/hns)