Empat Saham Bank Besar Kompak Menguat di Awal 2025

1 month ago 26

Empat saham bank raksasa naik pada perdagangan perdana di Tahun Baru 2025, Kamis (2/1/2025), setelah cenderung melemah selama 2024.

 Freepik)

Empat Saham Bank Besar Kompak Menguat di Awal 2025. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham bank raksasa naik pada perdagangan perdana di Tahun Baru 2025, Kamis (2/1/2025), setelah cenderung melemah selama 2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.58 WIB, saham bank Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menghijau 1,03 persen ke Rp9.775 per saham dan bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menguat 0,49 persen ke level Rp4.100 per saham.

Dua saham bank BUMN utama lainnya juga mendaki, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkerek 1,32 persen ke Rp5.775 per saham dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tumbuh 0,92 persen.

BBCA menguat 2,93 persen sepanjang 2024. Namun, ketiga bank lainnya terkoreksi. BMRI terdepresiasi 5,79 persen secara year to date (YtD) dan BBNI turun 19,07 persen sepanjang 2024.

Demikian pula, BBRI merosot 28,73 persen selama tahun lalu.

Meskipun dalam jangka pendek saham-saham perbankan utama masih mengalami guncangan, termasuk efek kekhawatiran investor, terutama asing, terhadap kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump nantinya, emiten tersebut dinilai masih memiliki prospek yang cerah ke depannya.

Analis Ciptadana, dalam outlook yang terbit pada 31 Oktober 2024, memproyeksikan sektor perbankan akan menjadi salah satu andalan di 2025.

Dengan perkiraan pertumbuhan laba perbankan mencapai 12 persen, didorong peningkatan kredit hingga 12 persen dan stabilitas margin bunga bersih (NIM), saham seperti BBRI dan BBTN menjadi pilihan utama.

Riset lainnya datang dari Sucor Sekuritas, terbit pada 9 Desember 2024, yang mengungkapkan, tekanan besar yang dialami sektor perbankan Indonesia akhir-akhir ini akibat aliran dana asing keluar, pertumbuhan laba yang lemah, dan kekhawatiran kualitas kredit.

Prospek jangka pendek masih penuh tantangan, termasuk daya beli yang tertekan oleh inflasi, pelemahan rupiah, dan kenaikan tajam suku bunga SRBI di atas 7 persen.

Selain itu, kata analis Sucor, potensi "kitchen sinking" terkait pergantian manajemen usai perubahan pemerintahan bisa menekan laba sementara. Ketegangan geopolitik juga dapat memicu kenaikan imbal hasil obligasi yang memperburuk arus keluar modal.

Namun, Sucor Sekuritas optimistis terhadap prospek jangka panjang sektor perbankan, didukung oleh reformasi ekonomi struktural pemerintah di sektor hilirisasi mineral, pertanian, dan energi.

Langkah ini diperkirakan mendongkrak pertumbuhan ekonomi (PDB) dan permintaan kredit. Mereka memproyeksikan pertumbuhan (CAGR) laba bersih tahunan gabungan empat bank besar mencapai 13,4 persen dalam lima tahun ke depan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |