Dua Kru Jeju Air Selamat dari Kecelakaan, Karena Duduk di Ekor Pesawat?

1 month ago 25

Kecelakaan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 menewaskan 179 penumpang.

 MNC Media)

Kecelakaan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 menewaskan 179 penumpang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kecelakaan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 menewaskan 179 penumpang. Dari tragedi itu, dua kru berhasil menyelamatkan diri.

Melansir New York Post, Selasa (31/12/2024), dua kru kabin yang selamat itu duduk di bagian ekor pesawat. Area ini secara statistik dinilai sebagai yang paling aman dalam pesawat komersial.

Kedua kru tersebut, yakni pramugari dan pramugara duduk paling belakang saat pesawat Boeing 737 itu tergelincir di lintasan pacu (runway) di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan kemudian menabrak dinding dan meledak pada Minggu (29/12/2024).

Kepala Damkar Bandara Muan, Lee Jung-Hyun mengungkapkan, dalam kecelakaan nahas itu, hanya ekor pesawat saja yang masih utuh.

“Hanya bagian ekornya saja yang masih sedikit berubah bentuk, dan bagian lainnya (pesawat) tampak hampir mustahil dikenali,” katanya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan Majalah Time atas data 35 tahun Badan Penerbangan Federal yang terbit pada 2015, kursi pesawat belakang merupakan area teraman saat kecelakaan. Bagian sepertiga kursi paling belakang memiliki tingkat kematian kecelakaan 32 persen, bagian sepertiga tengah 39 persen, dan bagian sepertiga depan 38 persen.

Salah satu penyintas dalam kecelakaan tersebut, Lee Mo hanya mengingat momen dirinya mengencangkan sabuk pengaman sebelum pesawat mendarat. Setelah itu, dia tidak ingat apa-apa lagi dan tersadar bangun di rumah sakit.

"Di mana saya? Apa yang terjadi?," adalah kata-kata yang keluar pertama kali dari mulut Lee menurut Korea Times.

Lee dan rekannya duduk di kursi bagian belakang karena tugasnya sebagai pramugari dan pramugara.

Meski secara statistik paling aman, banyak kemungkinan yang bisa terjadi saat pesawat kecelakaan. Profesor Aviasi Queensland University, Doug Drury menilai, kursi yang dekat dengan pintu keluar (exit) di bagian tengah juga bisa memperbesar kemungkinan selamat karena bisa keluar paling cepat dari pesawat.

Namun, kata dia, duduk di bagian tengah pesawat bukannya tanpa risiko mengingat kursi dengan sayap pesawat bisa lebih berbahaya karena sayap membawa bahan bakar, sehingga berpotensi terbakar atau meledak.

Dalam kasus pesawat berbadan besar dengan format tiga kelompok baris kursi, duduk di tengah menjadi pilihan cukup aman.

"Kursi tengah lebih aman daripada kursi dekat jendela atau lorong karena sesuai pikiran Anda, ada ruang di kedua sisinya," katanya.

Kendati demikian, peluang tewas tetap besar dalam kecelakaan pesawat di manapun Anda duduk. Meski begitu, pesawat tercatat sebagai moda transportasi paling aman di dunia.

Berdasarkan data dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional, tidak ada kecelakaan pesawat yang menyebabkan kematian pada 2023 dan hanya ada 30 insiden terkait pesawat sepanjang tahun. 

Angka itu setara dengan satu insiden untuk setiap 880.293 penerbangan. Data itu membuktikan bahwa bepergian dengan pesawat merupakan cara paling aman dari risiko kematian atau cedera bila dibandingkan bus atau kereta.

Terkait insiden Jeju Air, pilot yang mengendarai pesawat itu terbilang berpengalaman karena memiliki jam terbang hingga 7.000 jam. Pilot sebelumnya melaporkan adanya seekor burung yang menabrak mesin beberapa menit sebelum pesawat itu meluncur turun ke landasan tanpa mengaktifkan roda atau rem.

Namun, "bird strike" bukanlah satu-satunya dugaan penyebab kecelakaan. Pasalnya, ada kemungkinan terkait masalah pada mesin yang gagal menghidupkan sistem hidrolik otomatis untuk roda dan rem meski ada opsi pengaktifan secara manual.

Sementara itu, Pakar Penerbangan, David Learmount menyoroti adanya dinding beton yang ditabrak pesawat. Menurut dia, tidak seharusnya dinding itu berada di ujung runway karena amat berbahaya.

(Rahmat Fiansyah)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |