Saham emiten milik Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) melonjak pada Kamis (6/3/2025) seiring kabar divestasi oleh sang induk perusahaan.
Divestasi RAJA Picu Lonjakan Saham RATU, Siapa Investor Strategisnya? (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten milik Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) melonjak pada Kamis (6/3/2025) seiring kabar divestasi oleh sang induk perusahaan, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.10 WIB, saham RATU meningkat 9,21 persen ke level Rp6.525, dengan nilai transaksi tercatat mencapai Rp47,34 miliar.
Setali tiga uang, saham RAJA meningkat 5,34 persen ke Rp2.760 per saham.
RAJA melepas 4,66 persen saham di RATU. Meski mengurangi kepemilikan, RAJA masih mempertahankan status sebagai pemegang saham utama dengan porsi 75,34 persen.
Berdasarkan keterbukaan informasi, RAJA menjual 126,52 juta saham RATU pada 5 Maret 2025. Jumlah tersebut setara 4,66 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh RATU.
Manajemen RAJA menyatakan transaksi ini tidak mempengaruhi posisi perseroan sebagai pengendali di RATU. Namun, keterbukaan informasi tersebut tidak mengungkapkan pihak pembeli maupun tujuan pelepasan saham.
Sebelumnya, menurut data broker, terdapat transaksi ‘misterius’ di saham RATU yang melibatkan BNI Sekuritas (kode: NI) dan Henan Putihrai (HP) sebagai broker.
Transaksi dilakukan di pasar negosiasi, dengan BNI Sekuritas bertindak sebagai perantara pembelian yang mencapai nilai sekitar Rp148,7 miliar, dengan harga rata-rata per saham sebesar Rp1.175.
Langkah RAJA melepas sebagian saham di RATU pun memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan masuknya investor strategis yang dikaitkan dengan Happy Hapsoro.
"Bisa jadi. Divestasi merupakan salah satu langkah corporate action yang sering dilakukan manajemen dalam proses akuisisi atau tender offer," ujar pengamat pasar modal Michael Yeoh kepada IDXChannel.com, Kamis (6/3/2025).
Secara teknikal, Michael menambahkan, saham RAJA tengah mengalami pullback ke area double tops di level 3.200.
Sementara, Samuel Sekuritas menilai, dalam riset pada 18 Februari 2025, prospek RAJA semakin positif setelah penawaran saham perdana (IPO) anak usahanya, RATU. IPO tersebut membuka nilai USD746,6 juta bagi RAJA dan berpotensi mendorong revaluasi saham induk.
RAJA juga tengah menyiapkan dua proyek margin tinggi, yakni proyek kompresor gas dengan proyeksi EBITDA USD 8 juta pada 2026, serta proyek pipa bahan bakar dengan potensi EBITDA USD16,7 juta pada 2027.
Samuel Sekuritas memperkirakan EBITDA RAJA akan tumbuh 74,9 persen secara tahunan pada 2027 menjadi USD143 juta, didorong oleh akuisisi blok gas baru dan optimalisasi proyek.
Namun, biaya pendanaan yang tinggi diperkirakan menekan laba bersih pada 2026, sebelum melonjak 216 persen menjadi USD67 juta pada 2027.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham RAJA dengan target harga Rp5.000 per unit.
Namun, Samuel menyoroti sejumlah risiko utama yang berasal dari eksekusi proyek, beban bunga, dan dinamika politik Indonesia. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.