Manuver sejumlah konglomerat besar meramaikan pasar saham Indonesia sepanjang 2024.
Deretan Saham Konglomerat Fenomenal di 2024, Aguan hingga Prajogo Pangestu. (Foto: MNC Media)
IDXChannel – Manuver sejumlah konglomerat besar meramaikan pasar saham Indonesia sepanjang 2024.
Langkah-langkah strategis hingga aksi korporasi mereka tak hanya menarik perhatian, tetapi juga mendorong lonjakan fenomenal harga saham emiten terkait.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 30 Desember 2024, saham teknologi besutan Grup Lippo PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) memimpin kenaikan usai meroket 1.078,34 persen selama 2024.
Analis menilai, lonjakan harga saham MLPT mengikuti pergerakan saham Lippo Group lainnya, yang secara tidak langsung dipicu sentimen penjualan pengelola rumah sakit (RS) Siloam (SILO).
Sebagai pengingat, diwartakan pada 19 September 2024, LPKR melepas sebagian saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada (MKP).
Saham pengelola jaringan Mayapada Hospital (SRAJ) juga tampil fantastis, melonjak 686,67 persen year to date (YtD). Ini salah satunya seiring langkah strategis yang dilakukan SRAJ mendapat sorotan dengan hadirnya investor baru asal Amerika Serikat (AS), Bain Capital.
Melalui afiliasinya, BCCS Maverick, Bain Capital berkomitmen menanamkan investasi sebesar USD157 juta, terdiri atas pembelian saham baru senilai USD32 juta dan obligasi sebesar USD125 juta.
Kehadiran investor strategis seperti Bain Capital dinilai bukan hanya memperkuat posisi SRAJ, tetapi juga diyakini dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang sektor kesehatan di Indonesia.
Kemudian, saham PT Singaraja Putra Tbk (SINI) besutan pengusaha Happy Hapsoro melejit 471,43 persen selama 2024.
Pada Agustus 2024, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengantongi kontrak jasa pertambangan senilai Rp12 triliun dari anak usaha SINI, yakni PT Persada Kapuas Prima (PKP).
Dalam perjanjian ini, BUMA akan melaksanakan pekerjaan jasa pertambangan yang mencakup pengupasan lapisan tanah penutup dan penambangan batu bara.
Selain SINI, saham emiten sektor minyak dan gas (migas) Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga mencatatkan performa positif, meningkat 92,91 persen YtD di tengah sejumlah rencana ekspansi dan melantainya anak usahanya, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) di awal Januari 2025.
Prajogo hingga Salim
Saham PT Petrosea Tbk (PTRO) juga tak kalah ciamik. Saham besutan taipan Prajogo Pangestu tersebut melejit 426,19 persen YtD seiring penambahan kepemilikan, perolehan kontrak jumbo dan rencana stock split.
Petrosea mencatatkan total nilai perolehan kontrak (backlog) mencapai sekitar USD4,2 juta pada akhir Agustus 2024. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang lebih dari lima dekade berkiprah di sektor pertambangan dan konstruksi.
Dari sisi kinerja dan aksi korporasi, PTRO mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Desember 2024.
Petrosea menerbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah dengan total nilai sebesar Rp1,5 triliun.
Pemegang saham Petrosea juga menyetujui rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10 yang akan berlaku efektif pada 7 Januari 2025. Langkah ini diharapkan meningkatkan likuiditas, frekuensi perdagangan, dan menarik minat investor ritel.
Saham Grup Barito besutan Prajogo lainnya, seperti TPIA dan BREN, juga mencatat pertumbuhan masing-masing 43 persen dan 24 persen meski sempat terkendala kebijakan indeks asing.
Menurut rumor pasar, Prajogo juga akan membawa unit bisnis Grup Barito lainnya untuk melantai di BEI paling cepat di 2025.
Grup Sinarmas juga menempatkan dua emitennya, DSSA dan GEMS, ke dalam daftar saham elite 2024. Saham DSSA melonjak 362,50 persen, sedangkan GEMS 83,19 persen selama 2024 seiring sejumlah aksi korporasi. (Lihat tabel di bawah ini.)
Kemudian, saham properti PT Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) milik pengusaha kawakan Sugianto Kusuma alias Aguan bersama Grup Salim mencatat kenaikan saham hingga 227 persen setelah menggelar private placement Rp6,5 triliun dan mengumumkan IPO anak usaha pada Desember.
Emiten lain dalam grup Artha Graha—kongsi Aguan dan pengusaha kenamaan lainnya Tomy Winata—seperti JIHD dan INPC juga mencatat return mentereng, yakni masing-masing 214 persen dan 193 persen.
Mengutip Stockbit, Senin (30/12/2024), dari Grup Amman Mineral, Agoes Projosasmito, yang dikenal dekat dengan Grup Salim, membawa AMMN naik 29 persen setelah meresmikan smelter Rp21 triliun di NTB.
Emiten afiliasinya, BRMS (yang juga dimiliki Grup Bakrie), bahkan melonjak 104 persen usai mengumumkan penemuan cadangan emas baru, sementara BUMI tumbuh 39 persen.
Di sisi lain, Grup MNC aktif dalam divestasi aset dan aksi korporasi lain. KPIG mencatat kenaikan 140 persen setelah divestasi aset di Bali senilai Rp5,5 triliun, sementara MSIN tumbuh 40 persen.
Dari Grup Garibaldi ‘Boy’ Thohir, ADRO mengumumkan pemisahan unit bisnis (spin-off) batu bara melalui AADI yang mencatat pertumbuhan 44 persen. Emiten Boy Thohir lainnya, masih mengutip Stockbit, seperti ESSA juga naik 53 persen.
Berbagai aksi korporasi ini menunjukkan dominasi konglomerat besar dalam menggerakkan pasar saham Indonesia, dengan strategi yang memanfaatkan peluang investasi dan memperkuat nilai perusahaan sepanjang tahun. (Aldo Fernando)