AS-Israel Disebut Bikin Rencana Usir Warga Gaza ke 3 Negara Afrika

6 hours ago 2

CNN Indonesia

Jumat, 14 Mar 2025 21:02 WIB

 Sudan, Somalia, Somaliland. Ilustrasi. AS dan Israel disebut siapkan opsi pindahkan warga Gaza ke Afrika Timur. Foto: REUTERS/Mohammed Salem

Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat dan Israel disebut tengah berdiskusi dengan tiga negara di Afrika Timur, untuk memindahkan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara-negara tersebut.

Dilansir Al Jazeera, pejabat AS dan Israel disebut diam-diam sedang membahas pemindahan warga Gaza ke Sudan, Somalia, dan Somaliland.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan, pejabat dari Sudan mengeklaim telah menolak tawaran dari AS. Sementara pejabat dari Somali dan Somaliland mengaku tidak mengetahui adanya kontak apa pun soal rencana tersebut.

Sementara itu secara terpisah, pejabat AS dan Israel justru mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan komunikasi dengan pemerintahan Somali dan Somaliland. Namun tidak jelas seberapa besar kemajuan atau di tingkat apa diskusi itu dilakukan oleh masing-masing negara terkait.

Kabar terbaru ini muncul lebih dari sebulan setelah Presiden AS Donald Trump melontarkan gagasan untuk menggusur paksa warga Palestina dan mengambil alih jalur Gaza.

Gagasan ini ditolak mentah-mentah oleh warga Palestina dan negara-negara di Timur Tengah, yang menuding usulan "gila" itu sebagai bentuk pembersihan etnis.

Informasi terbaru ini juga bertolak belakang dengan pernyataan Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin di Gedung Putih pada Rabu (12/3).

Mulanya, seorang reporter bertanya kepada PM Martin apakah dia akan membicarakan soal rencana Trump mengusir warga Palestina dari Gaza dalam pertemuan itu.

Trump pun langsung menimpali dengan menegaskan bahwa tak ada yang berniat mengusir warga Palestina.

"Tidak ada yang mengusir warga Palestina," kata Trump, seperti dikutip Al Jazeera.

Hamas juga menyambut baik pernyataan Trump itu. Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan ini menunjukkan bahwa Trump tak lagi berniat mengusir warga Palestina dari Gaza.

"Jika pernyataan Presiden AS Trump merupakan penarikan diri dari gagasan untuk menggusur warga Jalur Gaza, maka pernyataan tersebut disambut baik," kata Qassem dalam sebuah pernyataan.

Pengamat di Institut Studi Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout, mengatakan pemindahan warga Palestina adalah "garis merah yang tidak boleh dilampaui".

Dia menyebut pemerintah di seluruh dunia punya tanggung jawab untuk menghentikan usulan "menjijikkan" itu dan tidak boleh terlibat dengan Israel dalam skenario mana pun, khususnya pemindahan warga Palestina ke negara-negara Afrika.

"Sudan dan Somalia masih dilanda perang akibat warisan kolonial. Mereka (pemerintah Israel) harus diekspos dan dimasukkan ke dalam daftar orang-orang yang harus dipermalukan," ujar Qarmout.

(dna)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |