Jakarta -
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan hasil negosiasi delegasi Indonesia di Amerika Serikat (AS) soal tarif tinggi yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump ke Presiden Prabowo Subianto. Proposal Indonesia yang ditawarkan menurut Airlangga mendapatkan apresiasi dari pemerintah AS.
Di AS, Airlangga yang memimpin delegasi Indonesia mengatakan pihaknya sudah menemui beragam pihak. Mulai dari Kantor Perdagangan AS (US Trade Representative/USTR), Kementerian Keuangan (Secretary of Treasury), hingga Kementerian Perdagangan (US Secretary of Commerce). Kemudian pihaknya juga bertemu dengan perusahaan AS macam Amazon, Boeing, Microsoft, hingga Google.
"Saya laporkan ke Presiden yang ditawarkan Indonesia secara prinsip, melalui surat yang disampaikan 7 dan 9 April mendapatkan apresiasi ke Amerika. Karena surat kita relatif komprehensif, terkait non tarif barrier, dan rencana Indonesia seimbangkan neraca perdagangan," ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga bilang Indonesia ingin perdagangan yang adil atau yang disebut sebagai 'fair and square.' Indonesia, kata Airlangga, akan menawarkan untuk menyeimbangkan neraca dagang dengan AS. Yang awalnya defisit US$ 19 miliar, Indonesia akan menyamakan neraca dagang jadi US$ 19,5 miliar.
"Mereka kan neraca perdagangannya sekitar US$ 19 miliar, kita berikan lebih dari US$ 19,5 miliar. Jual beli langsung US$ 19,5 miliar tapi kita ada proyek yang akan dibeli dari AS," kata Airlangga.
Indonesia juga meminta AS memberikan tarif yang lebih adil untuk barang-barang ekspor Indonesia. Khususnya dengan negara-negara pesaing yang lain.
"Kita juga mengajukan permintaan untuk tarif yang sifatnya resiprokal artinya untuk komoditas utama Indonesia yang ekspor ke AS. Kami minta tarif kita setara dengan negara lain. Apakah ke Vietnam, Bangladesh, sehingga dengan yang lain kita ada equal level playing field," sebut Airlangga.
Selanjutnya, Prabowo juga memberikan arahan agar yang ditawarkan Indonesia bisa menjadi win-win solutions atau solusi yang saling menguntungkan. Khususnya dalam hubungan bilateral antara Amerika dan Indonesia.
"Presiden arahkan apa yang kita tawarkan adalah win-win solution dan kita tidak bedakan satu negara dengan negara lain. Artinya relatif yang kita tawarkan adalah apa yang sedang dilakukan di dalam negeri, salah satunya melakukan deregulasi melalui Satgas yang dibentuk," beber Airlangga.
(acd/acd)