Adu Target dan Strategi Bank Digital di 2025

1 month ago 23

nilai transaksi perbankan digital secara nasional yang hingga Oktober 2024 lalu telah mampu tumbuh sebesar 37,1 persen secara tahunan.

 MNC media)

Adu Target dan Strategi Bank Digital di 2025 (foto: MNC media)

IDXChannel - "We are what we think (kita adalah apa yang kita pikirkan)."

Salah satu kaisar legendaris Romawi, Markus Aurelius, mengutip petuah tersebut dari ajaran Buddha, tentang betapa krusialnya kekuatan pemikiran dan sudut pandang dalam mempengaruhi realita dalam kehidupan.

Kondisi tersebut, sedikit-banyak, juga tercermin dalam geliat industri perbankan digital di Indonesia.

Pasalnya, dengan beragam tantangan yang ada di pasar, para pelaku industri perbankan digital rupanya tak mau menilainya sebagai hambatan, melainkan justru sebuah peluang yang tersedia bagi pelaku industri untuk dapat berkembang secara lebih maksimal di masa mendatang.

"Karena itu, dengan segala tantangan dan hambatan yang ada, kami tetap optimistis kinerja industri bank digital nasional masih akan moncer di 2025," ujar Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), Anton Hermawan, dalam keterangan resminya, akhir 2024 lalu.

Optimisme tersebut, menurut Anton, didasarkan pada sejumlah data dan fakta yang ada di industri perbankan nasional secara keseluruhan.

Misalnya saja data pertumbuhan bisnis bank di Tanah Air yang terus menunjukkan tren menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. Tak terkecuali di ceruk bisnis perbankan digital.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), misalnya, nilai transaksi perbankan digital secara nasional yang hingga Oktober 2024 lalu telah mampu tumbuh sebesar 37,1 persen secara tahunan (year on year/YoY).

"Kami melihat bisnis perbankan digital masih terus menunjukkan prospek menjanjikan, seiring dengan populasi masyarakat underbanked di Indonesia yang masih mencapai 48 persen dari total populasi," ujar Anton.

Di lain pihak, BI juga mencatat bahwa total nilai simpanan di industri bank digital sejauh ini masih kurang dari satu persen, dibanding nilai total simpanan perbankan secara keseluruhan.

Alih-alih menganggapnya sebagai kondisi negatif, Anton justru melihat realita tersebut sebagai fakta bahwa masih banyak ruang bagi pelaku perbankan digital Tanah Air untuk tumbuh dan berkembang secara lebih maksimal di kemudian hari.

Caranya, dikatakan Anton, adalah dengan terus mendorong inovasi digital yang berfokus pada mempermudah akses masyarakat terhadap berbagai layanan perbankan dalam bentuk produk-produk yang menarik dan menguntungkan.

"Kami percaya betul bahwa inovasi digital akan selalu menjadi kunci terhadap kinerja (bank digital) secara keseluruhan. Selain itu juga soal sinergi dan kolaborasi, yang muaranya pada peningkatan loyalitan nasabah," ujar Anton.

Optimisme Anton dalam melihat peluang pengembangan bisnis bank digital juga diamini oleh Direktur Keuangan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), Rustati Suri Pertiwi.

Rustati mengakui bahwa bisnis perbankan dewasa ini masih cukup tertekan dengan kondisi perekonomian terkini, baik di level domestik maupun internasional. Situasi tersebut masih diperkeruh dengan kondisi geopolitik global yang sejauh masih cukup dinamis.

Namun, dengan segala tantangan tersebut, Bank Raya disebut Rustati masih cukup percaya diri dalam menyambut kinerja di 2025.

"Bahkan, kami telah memasang target pertumbuhan kredit minimal sekitar tujuh sampai 11 persen di 2025 ini," ujar Rustati, dalam kesempatan terpisah.

Guna merealisasikan target tersebut, menurut Rustati, pihaknya telah menyediakan beragam strategi khusus, di antaranya terkait penguatan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK), sehingga diharapkan dapat menjaga likuiditas Perseroan masih dalam kondisi aman terkendali.

Tak hanya itu, Bank Raya dikatakan Rustati juga siap memperkuat ekspansinya di sepanjang tahun 2025 ini, meski tentunya dengan tetap mengedepankan azas kehati-hatian (prudensialitas).

"Satu hal yang menjadi penyemangat dan patut kita syukuri, adalah perkembangan masyarakat yang kini sudah semakin familiar dengan layanan perbankan digital. Ini tentu menjadi fondasi yang kuat untuk kita berkembang lebih jauh nanti," ujar Rustati.

Senada dengan hal tersebut, melihat tantangan sebagai peluang juga dilakukan oleh PT Bank Allo Indonesia Tbk (BBHI) dalam menjalankan kinerjanya di 2025 ini.

Direktur Utama BBHI, Indra Utoyo, misalnya, mengakui bahwa ada sejumlah poin penting yang perlu menjadi catatan dan concern bagi industri perbankan secara keseluruhan. Tak terkecuali juga para pelaku perbankan digital dalam negeri.

"Ada sejumlah kondisi makro yang perlu jadi catatan. Misal soal ketidakpastian ekonomi global, lalu juga tentang perkembangan suku bunga acuan di Amerika Serikat. Ini semua membuat tekanan terhadap likuiditas juga jadi meningkat. Itu artinya, persaingan untuk memperoleh DPK juga makin sengit," ujar Indra, dalam kesempatan terpisah.

Namun demikian, dengan masih tetap mengikuti perkembangan dan dinamika makro ekonomi secara ketat dan komprehensif, BBHI menurut Indra tak ragu untuk memasang target pertumbuhan kinerja kredit di level double digit.

Sebagai bank umum berbasis layanan digital, Indra menjelaskan, pihaknya memiliki pendekatan dual engines for growth, dengan melayani segmen Retail Banking & Wholesale Banking.

Dengan strategi tersebut, BBHI yakin dapat mempertahankan tren pertumbuhan kinerja secara lebih berkelanjutan, sekaligus memaksimalkan kontribusi Perseroan terhadap laju roda perekonomian nasional secara keseluruhan.

"Dengan target pertumbuhan kredit double digit, tentu kami juga berharap agar porsi pertumbuhan DPK juga sama, bahkan kalau bisa melebihi (pertumbuhan) kredit," ujar Indra.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |