- | CNN Indonesia
Kamis, 20 Mar 2025 19:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat sebanyak 710 orang tewas imbas serangan besar-besaran Israel sejak Selasa (18/3).
Juru bicara Kemenkes di Gaza, Khalil Al Daqran, juga menyebut 900 orang di Palestina terluka akibat serangan brutal Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daqran mengungkapkan sekitar 70 persen korban luka merupakan anak-anak dan perempuan. Mayoritas korban dalam kondisi kritis.
Al Jazeera melaporkan banyak korban luka meninggal dunia karena minim perawatan, imbas pembatasan ketat bantuan kemanusiaan dari Israel yang masuk ke Gaza.
Sejak Selasa, Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan operasi itu baru permulaan.
Serangan tersebut merupakan yang terparah sejak Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata, dan dimulai pada pertengahan Januari lalu.
Gempuran itu juga terjadi ketika negosiasi gencatan senjata tahap dua sedang diupayakan.
Selain ratusan korban tewas dan terluka, warga Palestina di Gaza juga kini terancam mengalami kelaparan buntut blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan di wilayah itu.
Kepala kantor media pemerintah Gaza, Ismail Thawabteh, mengatakan nyaris dua juta orang telah kehilangan ketahanan pangan mereka.
"Gaza secara resmi memasuki tahap pertama kelaparan, dengan hampir dua juta orang kehilangan ketahanan pangan mereka," kata Thawabteh, seperti dikutip Anadolu Agency.
Thawabteh mengatakan penutupan perbatasan dan diblokirnya bantuan kemanusiaan memasuki Gaza telah membuat warga Palestina menghadapi "bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Program Pangan Dunia (WFP) pada Jumat (14/3) menyatakan bahwa mereka belum bisa mengirim pasokan makanan apa pun ke Gaza sejak 2 Maret lalu. Hal itu akibat blokade Israel di semua titik perbatasan menuju Gaza.
Bukan cuma makanan, pasokan air sumur bahkan telah berhenti beroperasi hingga memperburuk krisis air di daerah tersebut.
(isa/dna)