Studi: Suara Ibu Bisa Tingkatkan Perkembangan Otak Bayi Prematur

7 hours ago 2

Bayi prematur (ilustrasi). Suara ibu disebut terbukti dapat mempercepat perkembangan pusat bahasa di otak bayi prematur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suara ibu disebut terbukti dapat mempercepat perkembangan pusat bahasa di otak bayi prematur. Hal ini merujuk pada studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Human Neuroscience dan dipimpin oleh peneliti dari Stanford Medicine.

Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi prematur yang rutin mendengarkan rekaman suara ibu mengalami perkembangan lebih matang pada jalur bahasa di otaknya, dibanding bayi yang tidak menerima intervensi serupa. "Ini adalah bukti kausal pertama bahwa paparan bicara berkontribusi terhadap perkembangan otak pada usia sangat dini," kata peneliti utama studi Katherine Travis PhD seperti dilansir laman Stanford University, Kamis (16/10/2025).

Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol acak pertama yang meneliti efek suara ibu terhadap perkembangan otak bayi prematur. Sebanyak 46 bayi prematur yang lahir lebih dari delapan minggu lebih awal menjadi partisipan dalam studi ini. Para peneliti merekam suara para ibu yang membacakan cerita dari buku Paddington Bear dalam bahasa ibu mereka masing-masing.

Rekaman tersebut diputar selama 160 menit setiap malam secara bertahap, selama beberapa pekan menjelang bayi pulang dari rumah sakit. Pemutaran dilakukan di malam hari agar orang tua tidak mengetahui kelompok perlakuan, sehingga tidak memengaruhi hasil penelitian.

Hasil MRI otak menunjukkan bahwa jalur bahasa utama di otak kiri bayi lebih matang pada kelompok yang mendapatkan intervensi suara ibu. Jalur ini berperan penting dalam memproses dan memahami bahasa.

"Saya cukup terkejut dengan kekuatan efeknya. Fakta bahwa kita bisa melihat perbedaan ini pada usia yang sangat dini menunjukkan bahwa paparan bicara memang berdampak pada perkembangan otak," kata Travis.

Bayi prematur diketahui memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan bahasa. Salah satu faktor yang dicurigai menjadi penyebab adalah minimnya paparan suara ibu selama masa perawatan di rumah sakit, saat mereka seharusya mash berada di dalam kandungan.

"Ini memberikan perspektif baru dalam perawatan neonatal, khususnya bagaimana kita bisa mendukung perkembangan bahasa bayi prematur," kata penulis senior studi, Heidi Feldman.

Para peneliti kini tengah merancang studi lanjutan untuk mengetahui apakah metode serupa bisa diterapkan pada bayi dengan komplikasi medis. Mereka juga sedang menyusun rencana personalisasi suara di ruang NICU agar lebih ramah terhadap perkembangan otak bayi.

Dokter Melissa Scala, salah satu peneliti dalam studi ini, mengatakan bahwa metode ini dapat memberikan harapan bagi orang tua bayi prematur yang tidak bisa selalu hadir di rumah sakit. "Ini cara agar bayi tetap bisa mendengar suara ibu mereka, meskipun orang tuanya tidak bisa menemani setiap saat," kata Scala, yang juga dokter neonatologi di Lucile Packard Children's Hospital Stanford.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |