Sederhananya Abu Bakar, Pemimpin Tertinggi Umat Islam yang Minta Pengurangan Gaji dari Baitul Mal

3 hours ago 1

Pada era Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah dipilih lewat musyawarah.

REPUBLIKA.CO.ID, Meski menjabat sebagai pemimpin tertinggi umat Islam, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia bahkan pernah meminta pengurangan gaji dari Baitul Mal setelah merasa pendapatan yang diterimanya melebihi kebutuhan keluarganya. 

Abu Bakar adalah seorang pedagang kain. Setelah dilantik menjadi khalifah (pemimpin umat dan rakyat) dengan membawa beberapa helai kain di tangannya, pagi-pagi berjalan menuju pasar untuk berjualan seperti biasanya.

Di tengah jalan, ia berjumpa dengan Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu. Umar bin Khattab bertanya, "Mau ke mana kamu?" Abu Bakar menjawab, "Mau ke pasar."

Umar bin Khattab berkata lagi, "Jika engkau sibuk berdagang, lalu bagaimana tugas kekhalifahan?" Jawab Abu Bakar, "Lalu, bagaimana aku memberi makan keluargaku?"

Umar bin Khattab berkata, "Mari kita menjumpai Abu Ubaidah yang dijuluki oleh baginda Nabi Muhammad SAW sebagai orang kepercayaan umat, agar ia menentukan uang gaji untukmu dari Baitul Mal."

Abu Bakar dan Umar kemudian menjumpai Abu Ubaidah Radhiyallahu anhu. Kemudian, ditetapkanlah gaji untuk Abu Bakar yang jumlahnya sebesar keperluan makan seorang muhajirin biasa, bukan dari golongan kaya dan juga bukan dari golongan miskin.

Abu Bakar tidak punya uang

Suatu hari, istri Abu Bakar berkata kepada Abu Bakar, "Aku ingin makan sedikit manisan." Abu Bakar menjawab, "Aku tidak memiliki uang untuk membelinya."

Istrinya berkata, "Aku akan menyisihkan sedikit demi sedikit uang belanja harian, sehingga dalam beberapa hari akan terkumpul sejumlah uang." Abu Bakar menyetujuinya.

Akhirnya, dalam beberapa hari, istri Abu Bakar bisa mengumpulkan sedikit uang. Abu Bakar berkata, "Tampaknya dari pengalaman ini, uang gaji kita dari Baitul Mal telah melebihi keperluan kita."

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |