Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan kenaikan signifikan di pekan isi seiring harga emas dunia menyentuh rekor tertinggi anyar.
Saham HRTA Jadi Jawara Saat Harga Emas Tembus Angkasa. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan kenaikan signifikan di pekan isi seiring harga emas dunia menyentuh rekor tertinggi anyar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham HRTA ditutup melesat 14,44 persen ke level Rp428 per saham pada Jumat (31/1/2025).
Dengan ini, dalam sepekan saham HRTA meningkat 18,89 persen, mengungguli sejumlah saham emiten emas lainnya, seperti PSAB yang naik 4,63 persen atau ARCI yang terapresiasi 1,57 persen.
Secara teknikal, HRTA berhasil menembus resistance di Rp380, membuka peluang kenaikan lebih lanjut menuju Rp450-470. Namun, untuk mengonfirmasi tren bullish yang lebih besar, saham ini perlu bertahan di atas level tersebut dalam beberapa hari ke depan.
Bagi trader, momentum ini bisa dimanfaatkan dengan target jangka pendek di Rp450-470, sementara investor jangka panjang disarankan menunggu konfirmasi lebih lanjut.
Jika harga turun kembali ke bawah Rp380, ada risiko koreksi menuju area Rp340-350.
HRTA menunjukkan potensi reversal setelah tren turun panjang, tetapi investor tetap perlu mencermati apakah ini awal dari reli yang lebih besar atau sekadar lonjakan sesaat.
Diberitakan sebelumnya, harga emas dunia menguat pekan ini, setelah mencetak rekor tertinggi (all-time high/ATH) baru, didukung oleh gelombang kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral utama.
Berdasarkan data pasar, harga emas spot (XAU/USD) naik 0,14 persen ke USD2.797,90 per troy ons pada Jumat (31/1/2025), penutupan tertinggi baru, melampaui rekor yang disentuh sehari sebelumnya.
Emas juga sempat menembus rekor ke atas level psikologis USD2.800, tepatnya USD2.817,21 per troy ons pada perdagangan intraday Jumat.
Dalam sepekan, logam mulia ini menguat 0,98 persen, mencatatkan kenaikan mingguan untuk kelima kalinya secara beruntun.
Diwartakan MT Newswires, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dan tidak memberikan petunjuk mengenai langkah selanjutnya, memperkuat ekspektasi pasar bahwa akan ada dua kali pemangkasan suku bunga di 2025.
Sementara itu, Bank of Canada memangkas suku bunga acuan dan mengumumkan berakhirnya kebijakan pengetatan kuantitatif, serta membuka kemungkinan pembelian utang pemerintah dalam waktu dekat.
Dari sisi kebijakan moneter lainnya, ECB dan Riksbank Swedia juga memangkas suku bunga, sedangkan bank sentral negara konsumen emas utama seperti PBoC dan RBI memberikan sinyal kebijakan moneter yang lebih longgar serta peningkatan likuiditas dalam waktu dekat.
Di sisi lain, investor menanti kejelasan mengenai pertukaran tarif antara negara-negara Amerika Utara setelah laporan menyebutkan bahwa penerapan tarif untuk Kanada dan Meksiko akan ditunda hingga Maret, bukan akhir pekan ini.
Penundaan ini meredakan kekhawatiran terhadap hambatan perdagangan di tengah ketidakpastian kebijakan.
Harga emas juga terdongkrak oleh aksi beli aset safe haven di tengah ketidakpastian pasar akibat kebijakan ekonomi pemerintahan Trump.
Pada Kamis, Trump berjanji mengenakan tarif 25 persen atas impor dari Meksiko dan Kanada—dua mitra dagang terbesar AS—mulai Sabtu. Ia juga mengancam memberlakukan tarif terhadap negara lain, memicu kekhawatiran akan pembalasan dan perang dagang global.
"Emas mencetak rekor tertinggi baru karena investor mencari perlindungan di tengah gejolak pasar saham serta ancaman perang dagang global akibat kebijakan tarif Trump, yang bisa mendorong inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi," kata Saxo Bank.
Sementara itu, Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan bahwa Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE)—ukuran inflasi pilihan The Fed—naik 2,6 persen secara tahunan bulan lalu, dari 2,4 persen pada November, sesuai dengan perkiraan konsensus menurut FactSet.
Namun, PCE inti yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi naik 2,8 persen, tetap tidak berubah dari bulan sebelumnya dan juga sesuai dengan perkiraan.
Sejumlah analis kini memproyeksikan harga emas bisa naik lebih tinggi. Kepala ekonom pasar Spartan Capital Services, Peter Cardillo, memperkirakan harga emas dapat menembus USD3.000 per troy ons dalam waktu dekat. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.