Saham emiten perbankan utama rebound signifikan pada lanjutan perdagangan Rabu (15/1/2025) siang usai Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga.
Saham Bank Raksasa BBRI-BMRI CS Melesat usai BI Pangkas Suku Bunga. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten perbankan utama rebound signifikan pada lanjutan perdagangan Rabu (15/1/2025) siang usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan, meredakan tekanan jual belakangan ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.02 WIB, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) meningkat 6,32 persen ke Rp4.040 per saham, membalik pelemahan 4 hari beruntun sebelumnya.
Saham BBRI, bersama perbankan raksasa lainnya, terkena tekanan jual investor asing berbulan-bulan yang turut membuat harga saham melemah signifikan sejak 2024.
Saham bank pelat merah lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mendaki 6,48 persen dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melejit 6,78 persen.
Saham bank swasta terbesar milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turut menguat, yakni sebesar 2,62 persen.
Diwartakan sebelumnya, BI menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate ke level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 14-15 Januari 2025,
Keputusan ini di luar ekspektasi konsensus ekonom yang memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di level 6 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga ditahan berdasarkan asesmen menyeluruh, proyeksi, ekonomi global, ekonomi domestik, kondisi moneter sistem keuangan dan pembayaran ke depan tersebut.
"Berdasarkan asesmen menyeluruh terhadap perkembangan terkini dan prospek ekonomi ke depan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 14 dan 15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen," ujarnya dalam konferensi pers pengumuman hasil RDG BI Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Perry menerangkan, suku bunga Deposit Facility juga turun 25 basis poin menjadi 5 persen dan suku bunga Lending Facility turun ke level 6,5 persen.
Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen
"Terjaganya nilai tukar rupiah yang sesuai dengan sasaran fundamental untuk pengendalian inflasi dalam sasarannya dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Penurunan suku bunga acuan oleh BI mendorong kenaikan saham bank besar karena ekspektasi peningkatan profitabilitas perbankan.
Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya dana bank menurun, memperbesar margin bunga bersih (NIM).
Selain itu, suku bunga rendah diperkirakan meningkatkan permintaan kredit, baik untuk konsumsi maupun investasi.
Sentimen pasar juga positif karena kebijakan ini mendukung pertumbuhan ekonomi, yang dapat menurunkan risiko kredit bermasalah. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.