Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat 3,5 poin atau 0,02 persen ke level Rp16.833 per dolar AS pada perdagangan Kamis.
Rupiah Sore Ini Ditutup Menguat ke Rp16.833 per USD (FOTO:MNC Media)
IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat 3,5 poin atau 0,02 persen ke level Rp16.833 per dolar AS pada perdagangan Kamis (17/4/2025).
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Pemerintah Presiden Donald Trump mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan ekspor minyak Iran pada hari Rabu, termasuk terhadap kilang minyak "teapot" yang berbasis di China, meningkatkan tekanan terhadap Teheran di tengah pembicaraan mengenai meningkatnya program nuklir negara tersebut.
“Secara bersamaan, Presiden AS Donald Trump mengatakan "kemajuan besar" telah dicapai selama pertemuan dengan delegasi perdagangan Jepang di Washington pada hari Rabu, saat kedua negara membuka pembicaraan yang bertujuan untuk menyelesaikan ketegangan atas gelombang tarif AS,” kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (17/4).
Pembicaraan tersebut menandai dimulainya negosiasi formal untuk mencapai kesepakatan perdagangan bilateral di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari tarif AS.
Selain itu, laporan Bloomberg pada Rabu menunjukkan bahwa China terbuka untuk memulai pembicaraan perdagangan dengan pemerintahan Trump, tetapi menuntut agar Gedung Putih menunjukkan lebih banyak rasa hormat. Perkembangan ini meredakan beberapa kekhawatiran, meskipun investor masih tetap waspada.
Adapun rilis data produksi industri China melonjak 7,7 persen pada bulan Maret, melampaui ekspektasi, karena produsen lokal meningkatkan ekspor menjelang tarif AS yang tinggi pada tanggal 2 April yang diberlakukan oleh Presiden Trump. Penjualan ritel juga naik 5,9 persen dibantu oleh langkah-langkah stimulus Beijing yang menargetkan konsumsi.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2025 menurun menjadi sebesar USD427,2 miliar dibandingkan dengan posisi ULN pada Januari 2025 yang sebesar USD427,9 miliar.
Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 4,7 persen year on year (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan 5,3 persen pada Januari 2025. Perkembangan tersebut berasal dari perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.780-Rp16.840 per dolar AS.
(Kunthi fahmar sandy)