Ilustrasi RI Bakal Bangun Kilang Minyak Kapasitas 1 Juta Barel, Bye Impor BBM (Foto: Pertamina)
JAKARTA - Upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor BBM dengan rencana pembangunan kilang minyak berkapasitas 1 juta barel diapresiasi. Selaim itu, pemerintah juga akan mengurangi ketergantungan LPG demi mewujudkan ketahanan energi nasional.
"Terbaru, Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Bahlil Lahadalia menyampaikan akan membangun kilang minyak dengan total kapasitas satu juta barel," kata Anggota Komisi XII DPR RI Dewi Yustisiana di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
1. Pembangunan Kilang Minyak Bisa Kurangi Impor BBM
Pembangunan kilang tentunya diharapkan mengurangi impor BBM secara signifikan. Menurut laporan Menteri ESDM, dengan pembangunan kilang kapasitas 500 ribu barel saja mampu melakukan penghematan USD16,7 miliar.
"Sementara itu program gasifikasi batu bara penting untuk mengurangi impor LPG kita yang di tahun 2024 mencapai 6,9 MT (metrik ton), yang mana menguras devisa kita hingga Rp63,5 triliun," ujarnya.
2. Wujudkan Ketahanan Energi
Dia berharap implementasi proyek pembangunan kilang dan gasifikasi batu bara itu bisa segera berjalan. Keberhasilan dari dua proyek itu penting untuk memastikan Indonesia mengurangi impor BBM dan LPG.
"Dengan demikian baru kita bisa mewujudkan ketahanan energi kita," tandasnya.
3. Penjelasan Menteri ESDM
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemerintah melakukan perubahan rencana pembangunan kilang minyak (refinery) dengan meningkatkan kapasitas dari 500 ribu barel per hari menjadi 1 juta barel per hari.
Hal itu disampaikan Bahlil usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, lantaran pembangunan kilang menjadi upaya percepatan program hilirisasi.
"Yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500.000 barrel (per hari), karena kita impor sekitar 1 juta barrel per hari, tadi ada terjadi perubahan, akan kita bangun nantinya sekitar 1 juta barrel dan itu akan kita lakukan di beberapa tempat," kata Bahlil saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3) malam.
Bahlil merinci pembangunan kilang berkapasitas 1 juta per barel tersebut dilakukan di wilayah Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Maluku-Papua agar terjadi pemerataan.
Selain itu, pemerintah juga akan membangun fasilitas penyimpanan (storage) dengan kapasitas 1 juta barrel per hari.
Untuk sektor energi, pemerintah turut mendorong pengembangan dimethyl ether (DME) sebagai substitusi LPG, serta memperluas hilirisasi di sektor perikanan, perkebunan, dan kehutanan.
"Khusus untuk mineral batu bara, selain bauksit, kita juga akan mendorong persoalan nikel dan timah. Satu lagi, kita akan membangun solar panel dan pasir kuarsa yang akan kita tarik menjadi bagian dari mineral kritikal, karena ini menjadi potensi keunggulan komparatif bagi bangsa kita," kata Bahlil.