Tata Cara Sholat Hajat, Lengkap dengan Arab dan Terjemahan (Ilustrasi/Freepik)
JAKARTA - Tata cara sholat hajat lengkap dengan bacaan Arab dan terjemahannya perlu diketahui umat Islam. Solat hajat merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi mereka yang memiliki keinginan atau sedang mencari jalan keluar atas persoalannya.
Dilansir dari laman resmi Kemenag, Selasa (8/7/2025), Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan, seseorang yang sedang berada dalam kesulitan, memiliki hajat untuk kepentingan dunia maupun akhirat, serta merasakan beban berat dalam hidupnya, dianjurkan melaksanakan sholat hajat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Nihayatuz Zain (Syekh M. Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002], cetakan I, halaman 103)
Sholat hajat dapat dilaksanakan 12 rakaat, dengan salam setiap 2 rakaat. Namun, sholat hajat juga dianggap memadai jika dilakukan sebanyak 2 rakaat.
Solat hajat tidak memiliki waktu tertentu seperti solat dhuha atau tahajud. Namun, terdapat waktu yang terlarang untuk melaksanakannya, sebagai berikut iniyaitu:
- Setelah solat subuh hingga terbit matahari
- Setelah solat Aashar hingga matahari tenggelam
Berikut tata cara solat hajat, lengkap dengan arab dan terjemahan :
1. Niat Sholat Hajat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal ḫâjati rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ
Artinya : “Aku berniat salat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta‘ala.”
2. Baca Surat Al-Fatihah
Dilanjutkan dengan membaca surat pendek. Dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas dan Ayat Kursi.
3. Baca Shalawat dan Doa Setelah Sholat
Setelah menyelesaikan sholat, dianjurkan untuk memperbanyak shalawat dan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
Artinya : “Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana,”