Naskah Khutbah Jumat: Menjaga Persatuan, Menebar Kebaikan

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Aris Rakhmadi, Dept of Informatics Engineering, Universitas Muhammadiyah Surakarta

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ: ﴿وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ﴾ 

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Pada kesempatan khutbah kali ini marilah kita merenungi kondisi bangsa kita yang sedang diuji dengan berbagai gejolak sosial dan gelombang demonstrasi di berbagai tempat. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak larut dalam kegelisahan, melainkan mengambil peran dalam menjaga persatuan, menebarkan kebaikan dengan penuh hikmah, serta memohon kepada Allah agar bangsa Indonesia senantiasa diberi keselamatan, kedamaian, dan dijauhkan dari perpecahan.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk melihat semua peristiwa ini bukan hanya dari sisi lahiriah, tetapi juga dengan kacamata iman. Setiap musibah, gejolak, dan kekacauan yang menimpa bangsa adalah bagian dari ujian Allah SWT. Ujian itu datang agar kita semakin sadar akan kelemahan diri, memperbaiki amal, dan kembali kepada jalan-Nya.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (٢)

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji?” (Al-‘Ankabūt: 2)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Persatuan adalah pondasi utama bagi kekuatan umat dan bangsa. Tanpa persatuan, umat akan mudah dilemahkan oleh perpecahan, perselisihan, dan permusuhan. Karena itulah Islam menegaskan agar umat berpegang teguh pada tali agama Allah dan tidak bercerai-berai.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا ۚ وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)

“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan nikmat Allah itu kamu menjadi bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Āli ‘Imrān: 103)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa nikmat terbesar dari Allah kepada umat Islam adalah persaudaraan (ukhuwah). Rasulullah mencontohkan hal ini ketika beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka sebelumnya berbeda suku, berbeda latar belakang, bahkan sering bermusuhan, tetapi dengan iman dan ukhuwah Islamiyah mereka bersatu menjadi saudara seiman yang saling menolong dan saling menguatkan.

Relevansinya bagi bangsa Indonesia sangat jelas. Perbedaan pendapat, termasuk melalui demonstrasi, adalah hal yang lumrah dalam kehidupan berbangsa. Namun, jangan sampai perbedaan itu membuat kita terpecah, saling membenci, bahkan bermusuhan. Karena sesungguhnya kekuatan Indonesia terletak pada persatuan rakyatnya. Jika persatuan rapuh, maka bangsa akan mudah diadu domba dan dilemahkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |