Jakarta -
Pemerintah terus menggeber proses persiapan realisasi mega proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW). Disebut-sebut, berbagai pihak telah menunjukkan ketertarikannya kepada proyek ini, mulai dari investor swasta lokal hingga asing.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, saat ini proses masih dalam tahap pembentukan konsep. Meski demikian, sudah ada sejumlah investor besar yang menunjukkan ketertarikannya.
"Giant Sea Wall masih dikonsepkan dulu dengan matang. Itu juga pada saat kita mengkonsepkan mesti akan diskusi dengan beberapa calon investor besar, supaya pada saat kita konsepnya itu matang, memang matang untuk dilempar ke pasar," kata Dody, ditemui di sela-sela acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (12/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dody mengatakan, banyak investor yang tertarik dan bertanya terkait dengan mega proyek Presiden Prabowo Subianto itu. Beberapa investor asing yang ikut tertarik ada dari Eropa hingga Timur Tengah.
"Yang paling banyak Cina pasti. Tapi yang lain-lain juga ada. Kemarin kan saya ketemu beberapa dubes mereka yang di sini, Jepang juga tertarik, banyak kok, Korea tertarik. Eropa juga, beberapa tertarik, Belanda terutama kalau Giant Sea Wall kan," ujarnya.
Selain investor asing, Dody menyebut, sejumlah investor swasta lokal juga menunjukkan ketertarikannya untuk ikut terlibat dalam proyek Giant Sea Wall. Salah satu yang terbanyak ialah perusahaan yang bergerak di sektor properti.
Namun memang untuk membangun proyek tersebut dibutuhkan kolaborasi dengan investor dari sektor lain dan membentuk konsorsium. Dengan demikian, tidak hanya kawasan hunian yang terbentuk, tetapi juga akses jalan serta tanggul itu sendiri.
"Rata-rata sih orang-orang properti ya. Karena kan yang dikejar kan propertinya. Cuman Giant Sea Wall juga sama. Tapi nggak bisa orang-orang properti doang. Itu ada tanggulnya, ada jalannya, ada propertinya," kata Dody.
"Orang properti iya, tapi kemudian dia harus sama dengan tim lainnya kan. Bikin jalan, bikin tanggul. Jadi nggak bisa sendiri juga dia. Mesti konsorsium lah," sambungnya.
Dalam kesempatan terpisah, Dody juga mendukung langkah untuk membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa. Menurutnya, langkah ini dapat mempercepat realisasi proyek tersebut.
"Kalau mau mempercepat itu satu-satunya jalan harus ada Badan Otorita. Selama ini kan cuman omon-omon doang. Bappenas, Menko Perekonomian, belum clear. Memang betul, aturannya juga agak repot. Beberapa tahun lalu kita sudah keluarkan aturan dan itu masih on," ujar Dody dalam kesempatan terpisah.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto memproyeksikan kebutuhan anggaran untuk membangun Giant Sea Wall mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun (kurs Rp 16.250). Proyek ini akan terbentang dari Banten hingga Jawa Timur sepanjang 500 km.
"Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin butuh waktu 20 tahun,15 sampai 20 tahun. Tidak ada masalah, ada pepatah kuno 'perjalanan 1.000 kilometer dimulai oleh satu langkah'. Kita akan segera mulai itu," kata Prabowo, dalam sambutannya di acara ICI.
(shc/fdl)