Foto udara suasana proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B di Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/9/2025). Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menjelaskan progres konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 Paket A-B-C sepanjang 10,64 Km dengan dukungan sistem pengendali banjir seperti tanggul laut, rumah pompa dan sejumlah kolam retensi selain untuk memperlancar arus lalu lintas juga untuk melindungi ratusan ribu jiwa dari ancaman banjir rob Kabupaten Demak dan Kota Semarang tersebut telah mencapai 51,45 persen dengan target operasional yakni pada April 2027.
REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengakui, proyek pembangunan Tol Semarang-Demak berperan dalam menyebabkan matinya ribuan ikan di daerah pesisir Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Material lumpur yang dihasilkan dari proyek tersebut menjadi faktor utama penyebab matinya ikan-ikan di sana.
"Ikan banyak yang mati dipastikan karena banyaknya lumpur sisa pembuatan jalan tol dibuang di lokasi tersebut," ungkap Kepala DKP Jateng, Endi Faiz Effendi, Senin (1/12/2025).
Menurut Endi, lokasi ditemukannya ribuan bangkai ikan persis berada di sebelah kolam retensi Tol Semarang-Demak. "Nantinya memang akan dijadikan lokasi pembuangan lumpur dan menjadi daratan jika jalan Tol Semarang-Demak sudah jadi,” ucapnya.
Endi mengatakan, DKP Demak dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Demak telah mengambil sampel di Dukuh Tonosari Desa Bedono. Hasil uji sampel menunjukkan bahwa tingkat kekeruhan air atau turbidity di lokasi terkait cukup parah, yakni melebihi 143 NTU. Sementara suhu air di sana mencapai 32,4 derajat Celcius.
Selain itu, pH air di pesisir Desa Bedono juga sudah melebihi ambang batas untuk biota laut, yaitu 8,5. Serangkaian faktor menciptakan kondisi yang dapat memicu stres pada ikan.
"Berdasarkan hasil uji ini airnya dibandingkan dengan baku mutu untuk parameter kekeruhan sudah melebihi baku mutu untuk biota air laut. Dari cek lapangan, turbidity tinggi sekali berarti zat terlarut tinggi, karena memang dijadikan lokasi pembuangan lumpur jalan tol yang sudah disepakati warga sekitar," ucap Endi.
Kendati demikian, Endi mengatakan, hasil uji lab tidak menemukan adanya pencemaran kimia di lokasi yang memicu matinya ribuan ikan di sana. Komentar itu pun telah disampaikannya pekan lalu.
Dia mengungkapkan, matinya ribuan ikan di pesisir Sayung tak hanya sekali terjadi. "Itu sudah berkali-kali mati di situ. Mungkin sekitar tiga bulan lalu, banyak ikan juga mati di sekitar Sayung," ucapnya ketika dihubungi Republika, Sabtu (29/11/2025).
.png)
1 hour ago
1














































