Lukisan Basuki Abdullah 'Hidupkan' Kembali Ibu Suri Sirikit

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Negeri Gajah Putih dirundung duka. Pada Jumat (24/10/2025) Ibu Suri Sirikit tutup usia. Sang putra pewaris takhta Raja Vajiralongkorn mengumumkan setahun masa berduka.

Kepergian srikandi tangguh ini ditangisi banyak warga. Foto mendiang dipajang di sejumlah sudut kota. Warga mendekati foto itu untuk memberikan penghormatan terakhir kepadanya. Banyak juga yang membawa foto Sirikit sambil meneteskan air mata.

Sejak Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) wafat pada 2016, Sirikit jarang tampil di depan umum. Kondisi kesehatannya pun menurun. Menurut Biro Rumah Tangga Kerajaan, ibu empat orang anak itu dirawat di rumah sakit sejak 2019, karena menderita komplikasi. Salah satunya mengalami infeksi aliran darah atau sepsis sejak 17 Oktober 2025.

Meskipun tim medis telah berupaya maksimal, kondisinya terus memburuk hingga ia mengembuskan napas terakhirnya dengan damai di Rumah Sakit King Chulalongkorn Memorial di Bangkok pada usia 93 tahun, 5 tahun lebih panjang dari usia Adulyadej yang berujung pada umur 88 tahun.

Meski jasadnya sudah wafat, wajah wanita yang pernah dikenal sebagai ratu tercantik dari Asia itu selalu tampil menyaksikan siapapun yang melihatnya. Bukan sekadar foto. Wajah itu merupakan goresan khas putra Indonesia, maestro pelukis Basuki Abdullah (1915-1993).

Tinggi lukisan itu sekitar dua meter. Wajahnya tersenyum tipis. Rambutnya terlibat sedikit berombak hingga tengkuk belakang, kalung mutiara melindungi leher Ratu Negeri Siam dari 1950 hingga 2016. Busana yang dikenakan menampakkan elegansi. Kain selendang menutupi lengan sebelah kiri. Sedangkan lengan sisi lainnya dibiarkan terbuka, memamerkan warna kulit cerah beserta kelembutannya.

Lukisan yang dibuat sebelum 1960 itu menampakkan aura kecantikan Sirikit dan seakan berbicara kepada siapapun yang melihatnya hingga detik ini, meskipun ibu Raja Vajiralongkorn itu sudah wafat.

Proses pelukisan itu bermula dari Singapura. Pada Februari 1958, putra Raden Abdullah Suriosubroto ini menggelar pameran tunggal di Victoria Memorial Hall, Singapura. Kala itu, Basuki telah menjelma menjadi pelukis potret yang cukup ternama.

Karakter pengembara melekat kuat dalam diri Basoeki sejak muda. Bagai kumbang yang berpindah dari satu bunga ke bunga lain, ia jarang menetap lama di satu tempat. Tahun tersebut, Singapura menjadi basis aktivitasnya. Studionya tak pernah sepi dari para pelanggan yang antre memesan lukisan.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |