IDAI: Empat Anak Meninggal Dunia Akibat Bencana di Sumatera

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa sebanyak empat anak meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera. Dari jumlah tersebut, dua anak berasal dari Padang, satu anak dari Pasaman Barat 1 orang, dan satu anak belum teridentifikasi.

Ketua IDAI Cabang Sumatera Barat dr Asrawati juga menyampaikan bahwa tiga anak di Bukittinggi dinyatakan hilang. "Ini data yang kami peroleh pada tanggal 28 November. Untuk yang terakhir informasi belum ada tambahan," kata dia dalam diskusi media secara daring, dipantau di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Selain itu, dr Asrawati menyampaikan bahwa banyak anak mengalami masalah kesehatan pascabencana. Pihaknya baru dapat mengidentifikasi kondisi di Kota Padang dari dua lokasi yang telah dikunjungi. Hasilnya, ditemukan 80 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 4 kasus diare, 6 kasus penyakit kulit, serta 4 kasus morbili (campak).

"Untuk wilayah lain datanya belum bisa kami sampaikan karena akses ke lokasi masih terbatas. Kami berharap segera dapat menjangkau daerah-daerah tersebut," kata dia.

Dokter Asrwati menyampaikan hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Barat terdampak bencana ini, terutama 14 wilayah. Lokasi yang paling parah terdampak adalah Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Kota Pariaman, dan Kabupaten Agam. Beberapa daerah, seperti Kabupaten Pasaman, sempat terisolasi karena akses dari Padang Pariaman atau Lubuk Basung terputus.

"Kami juga telah menurunkan tim bersama Ketua Satgas Bencana, ke titik-titik terdampak di Kota Padang untuk mengidentifikasi kebutuhan pengungsi serta masalah kesehatan anak-anak," kata dr Asrawati.

Selain itu, dr Asrawati menyampaikan bahwa IDAI juga telah menyalurkan bantuan di Kota Padang, khususnya di lokasi pengungsian yang dihuni banyak anak. Pihaknya bekerja sama dengan pemerintah dan beberapa pihak lain untuk menyediakan air bersih bagi warga.

"Karena sampai saat ini distribusi air dari PDAM belum sepenuhnya pulih akibat kerusakan mesin. Saat ini, PDAM hanya fokus mendrop air ke rumah sakit, dan itu pun hanya sebagian," ujar dr Asrawati.

Secara umum, IDAI melaporkan bahwa pengungsi anak di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, masih menghadapi kekurangan logistik. Sejumlah bantuan mendesak yang dibutuhkan antara lain salep antibiotik, obat dalam bentuk sirup dan tetes (drop), air untuk melarutkan antibiotik, sendok obat, obat diare, obat dermatitis, obat ISPA, obat tetes untuk bayi, obat sirup kombinasi untuk ISPA. Selain itu, pengungsi juga membutukan baju layak pakai, selimut, popok, minyak kayu putih, serta makanan dan camilan untuk anak-anak.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |