KPAI Dorong Sekolah Online Sementara untuk Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong proses belajar bagi siswa SMA Negeri 72 Jakarta yang menjadi korban ledakan tetap berjalan meski sementara dilakukan secara daring. Hal ini disampaikan oleh Komisioner KPAI Dyah Puspitarini saat mendampingi Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul seusai menjenguk para korban di Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih, Ahad (9/11/2025).

“Mulai (Senin) pekan depan anak-anak tetap belajar, walaupun sementara secara online. Tetapi nanti akan dilihat selanjutnya karena anak-anak mendapatkan pendampingan psikososial dulu. Itu yang terpenting,” kata Dyah.

Menurut Dyah, KPAI akan melakukan evaluasi kondisi psikologis anak-anak tiga hari setelah pembelajaran online dimulai, sebelum kembali menyiapkan skema belajar tatap muka. “Senin (pembelajaran daring dulu) kemudian dievaluasi tiga hari kemudian, dan selanjutnya mungkin dipersiapkan untuk pembelajaran offline,” jelasnya.

Sementara itu, Mensos Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pemerintah bersama berbagai pihak akan terus memberikan pendampingan trauma healing bagi anak-anak korban ledakan. “Saya tadi dapat informasi dari Ibu Dyah, insyaallah didorong juga segera bisa memperoleh proses pembelajaran. Artinya mudah-mudahan mulai pekan depan ini,” katanya.

“Ya tentu mereka masih trauma ya, tentu mereka masih trauma. Tapi ya pelan-pelan nanti kita dampingi ya baik dari kepolisian, dari kita, dari RSI, mendampingi supaya anak-anak juga bisa mendapatkan trauma healing ya baik selama di rumah sakit ini maupun nanti juga ketika di sekolah maupun di rumah,” katanya.

Ia juga menyebut, orang tua korban saat ini mulai tenang setelah melihat anak-anak mereka membaik. “Orang tuanya juga Alhamdulillah ya mereka tentu bersyukur pertama anaknya bisa pulih, yang kedua tentu awalnya mereka cemas gitu, karena dapat kabar sesaat setelah ledakan terjadi, dan itu lewat grup WA orang tua. Nah pada saat itu pula segera datang ke sekolah, sebagian tidak ketemu, ketemunya di rumah sakit,” jelasnya.

Terkait durasi rehabilitasi psikososial, Gus Ipul mengatakan prosesnya akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak. “Nanti tinggal nunggu kondisi masing-masing ya, kan beda itu masing-masing kondisinya. Tetapi tim kami nanti akan tentu bersama orang tua, nanti secara rutin akan bertemu. Kita akan lakukan asesmen, ya termasuk dengan KPAI,” katanya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |