KKP Gandeng Kampus China Buat Didik Anak-anak Nelayan

4 weeks ago 27

Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalin kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) dengan China melalui First Institute of Ocenaography (FIO). Tujuan dari kerja sama ini adalah meningkatkan kapasitas pendidikan sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya pendidikan vokasi pada anak-anak nelayan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP), I Nyoman Radiarta, mengatakan kerja sama ini dilakukan juga untuk menjawab isu-isu kelautan sesuai program prioritas pemerintah yang berbasis ekonomi biru.

"Tentunya nanti untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dalam MoU tersebut ada beberapa poin utama. Pertama, terkait dengan penguatan pendidikan dalam rangka program akademik, memfasilitasi loka karya, sharing knowledge berbagai aspek terkait science and technology, dan manajemen kelautan," ujar I Nyoman dalam paparannya di Kantor KKP, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia mengatakan kerja sama ini juga melingkupi ranah pencegahan dan mitigasi bencana laut, serta konservasi keanekaragaman hayati laut. I Nyoman juga bilang, pihaknya akan menggabungkan satuan pendidikan kelautan dan perikanan yang mengelola 11 satuan pendidikan, menjadi single institute dengan nama Ocean Institute of Indonesia (OII).

"Melalui kerja sama dengan FIO dari pemerintah Tingkok, kami juga melakukan penguatan kajian ataupun riset bersifat policy strategis di antaranya melalui pembentukan pusat pelatihan kelautan, pembangunan station observasi laut dan cuaca, serta pengelolaan situs pusat data secara bersama," beber I Nyoman.

"Kemudian terkait dengan penanganan sampah laut sebagai prioritas dalam kebijakan ekonomi biru, karena saya kira sampah plastik di laut ini merupakan inisiatif kelima dari lima program prioritas ekonomi biru. Yang ketiga, terkait dengan penguatan program capacity building untuk mendukung pembangunan perikanan inklusif yang berkelanjutan," ungkapnya.

Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Alan Frendy Koropitan, mengatakan ada 487 dosen yang tersebar di seluruh politeknik di Indonesia. Ia menginginkan ada satu universitas atau pendidikan tinggi vokasi yang berfokus di kelautan dan perikanan.

"Dengan adanya kerja sama teknis dengan FIO yang ada di China ini, konteksnya kita melakukan pertukaran saintis, pertukaran dosen dalam konteks pengembangan sains dan teknologi di bidang kelautan," ungkap Alan.

"Landasannya clear, kenapa ada OII, kenapa kita punya afirmasi kuat untuk merekrut taruna-taruna atau mahasiswa-mahasiswa dari anak-anak pelaku utama (nelayan). Konteksnya jelas, ada undang-undangnya," tutup Alan.

(eds/eds)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |